Minggu, 29 Juni 2008

DR TAZKIA PERDANA

Litbang Tazkia melakukan gebrakan baru dengan menyelenggarakan diskusi rutin perdana tazkia di tempat terbuka atau tepatnya di depan patung putih gedung 2(Seni Rupa). Acara yang menjadi agenda rutin 3bulanan litbang tazkia itu berhasil dilaksanakan pada hari jum'at,27 Juni 2008. Walaupun sedikit molor karena satu dan lain hal namun acara tersebut mampu menyedot masa luar biasa banyaknya yaitu 13 orang,12 orang anak tazkia sendiri dan 1 orang mahasiswi nontazkia^_^
Pada DR Perdanannya kali ini, litbang mengundang Akh Junaidul Fitriyono (x-Ketum SKI FSSR) sebagai pembicara. Tema diskusi yang diangkat adalah "Pengaruh Media Massa Terhadap Pencitraan Publik" sedangkan judulnya adalah "Pengemasan Fenomena FPI dari Sudut Pandang Media Massa". Fenomena FPI yang masih hangat ditelinga kita membuat bahasan diskusi ini menarik untuk diperbincangkan. Maraknya pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik mengenai kiprah FPI dalam memerangi kemaksiatan, mampu menciptakan suatu image FPI tersendiri bagi pendengar dan pembaca. Dalam diskusi ini kita bukan diarahkan untuk menolak maupun memihak FPI tapi sejauh mana kita bisa mengolah informasi tentang FPI dari berbagai sudut pandang. Dengan menilik dari berbagai sudut pandang maka kita akan bisa menyimpulkan sendiri opini kita tentang FPI. Dalam kasus seperti ini media memang berperan penting dalam pembentukan image di benak publik. Nah, apa saja sich kriteria-kriteria yang sebaiknya ada pada suatu media? Berikut ini beberapa kriteria pada media yang disampaikan o/ pembicara:menarik, mampu memblow-up, up to date, persuasif dan kontroversial.Pembicara sendiri juga menyampaikan pendapat nya sendiri mengenai FPI. Menurut kacamata beliau, tindakan FPI dalam memerangi kemaksiatan memang benar namun ada cara yang lebih baik ketimbang kekerasan fisik. Cara yang lebih halus sebenarnya bisa dilakuakan. Diskusi yang berjalan santai ini memang sedikit terganggu dengan adanya orang yang wara wiri,sengatan matahari (bwt yg akhwat) dan selentingan suara-suara yang memecah konsentrasi (tapi kita tetep ndengerin lho akh jun). Disamping suasana yang tidak mengenakkan tersebut para peserta diskusi pun disegarkan tenggorokannya dengan candies yang disiapkan oleh litbang...enak khaaaan. Diskusi pun berakhir bersamaan dengan berkumandangnya adzan ashar.Terakhir, Pembicara punya pesan untuk anak-anak tazkia: MENULISLAH....

>>
AKU BUKANLAH AKU
<<

Aku bukanlah salah satu bintang di langit
Tapi aku juga bukan pula debu jalanan
Aku mungkin tak tahu siapa aku?
Aku yang seperti apa?Aku yang bagaimana?

Semut pun menertawakanku saat ku jatuh
Kusadar, aku memang kerap jatuh
Tapi mengapa temanku mampu berdiri tegak?
Adakah beda aku dengan mereka?

Kurenungi kembali di dasar hatiku tentang diriku
Pasrah jatuh...ini bukanlah aku!
Aku bukanlah aku yang cepat menyerah
Aku bukanlah aku yang cepat berputus asa

Kegagalan membukakan mataku tentang kelemahanku
Kegagalan menguatkan tekadku meraih kemenangan
Musuh terbesar dalam hidupku adalah aku sendiri
Melawan aku yang bukanlah aku