Kamis, 31 Juli 2008

GORESAN TINTA KEHIDUPAN 0,18 ABADKU

Kita semua terlahir di bumi Allah ini bagai selembar kertas putih tak bernoda. Dengan keadaan yang begitu lemah tanpa daya dan tak tahu hendak melangkah kemana. Orang tua, sosok yang paling berjasa bagi kita, tak kenal lelah jemu merawat, membimbing dan mengorbankan segalanya untuk kita. Mereka pula penuntun langkah kita menapaki kehidupan yang sementara ini. Aku bersyukur dilahirkan di lingkungan keluarga muslim sehingga aku pun dapat mengenal sang Robbul Izzati, Allah SWT. Memori masa kecilku memang tak kuingat sepenuhnya…hal-hal konyol yang pernah kulakukan sewaktu kecil pun kudengar dari orang-orang tua disekitarku. Aku penangis hebat, itulah kata ibuku sewaktu aku masih kecil. Masa kecilku memang sering ditinggal oleh kedua orangtuaku, mereka orang tua karir…sibuk banget, tapi tetep mencurahkan kasih sayangnya padaku. Aku diasuh oleh seorang pengasuh yang sampai sekarang tak pernah kukenal dan kutemui. Untuk kedua orang tuaku…terimakasih banyak atas segalanya dan untuk para pengasuhku dulu…kuucapkan terima kasih n minta maaf kalo pernah menjengkelkan kalian. Terkhusus untuk pengasuh yang membebaskanku dari kamar yang kukunci sendiri, yang rela memanjat tembok untuk membebaskan seorang anak kecil yang menangis histeris di kamar, kuucapkan terima kasih atas seluruh pengorbananmu.
Menginjak masa SDku…aku tumbuh menjadi seseorang yang bisa disebut tempramental. Entah karena ayahku yang TNI atau karena kebiasaan ditinggal orangtuaku…Ayahku memang tegas dalam mendidikku, disiplin adalah hal yang terus didengungkannya padaku. Selain tempramental, aku juga disebut teman-temanku punya jiwa pemimpin. Jabatan ketua kelas sering kusandang sewaktu SD. Bertengkar dengan teman cowok demi membela teman-teman cewekku biasa kulakukan. Memukul dan menendang adalah jurus andalanku. Cewek tangguh pun julukanku…tapi saat ini kusadari kalo sikapku itu sangat egois. Untuk semua teman-teman SDku yang pernah kusakiti, maafkan segala khilafku semasa kecil ya…kalo ada jarum dan peniti jangan disimpan didalam laci, kalo ada sikapku yang menyakiti jangan disimpan didalam hati ya…peace!
Lulus SD adalah pertumpahan air mataku bagiku dan teman-teman yang senantiasa menemaniku selama kurang lebih 6 tahun…PONDOK…itulah peyebabnya. Orang tuaku memilihkan PONDOK sebagai dermaga tujuanku menapaki SMP. Derai air mata dari teman-temanku memberatkan langkahku mengambil jalan ini. Awalnya aku menolak sekeras-kerasnya tapi karena kebesaran jiwa yang ditanamkan oleh kedua orangtuaku utk kebaikanku kedepan lebih kuunggulkan ketimbang sekolah favorit yang sebenarnya sudah bisa kutembus. Diusiaku yang menginjak 12 tahun aku telah bergulat menjalani hidup yang penuh liku ini seorang diri dalam pondok. Sesekali orang tuaku menjenguk, itu bagaikan menemukan oase ditengah padang pasir, mampu membuatku merasa ada yang menyayangiku. Mandiri…itulah kata kunci org PONDOK, bukan sekedar makan dan nyuci sendiri tapi menyelesaikan masalah harus dari kesadaran sendiri. Kerasnya hidup di pondok menguatkan mentalku menyeberangi riak-riak kehidupan. SMPku adalah pijakanku lebih cepat melewati termin-termin kehidupan, tahukah kalian mengapa???akselerasi adalah jawabannya. Masa SMPku hanya kulewati dalam jangka waktu 2 tahun. Masa yang paling impressive dalam hidupku adalah masa SMPku…dimana hari-hariku bagai kerja rodi masa Jepang. Aku memang angkatan pertama program akselerasi di PPMI Assalaam, jadi aku termasuk spesies kelinci percobaan. Tapi hanya 2 hal yang menyenangkan dari kelas akselerasi yaitu kelasnya yang dilengkapi dengan AC, tape, proyektor, perpustakaan dan outbond yang rutin dilaksanakan tiap akhir semester. Pengalaman yang tak akan pernah kutemui lagi dimanapun…I give thanks to Allah. Untuk teman-teman TOXA RIFONEST(ank2 aksel): Biel2, Kur2, Tiffany, Enggar, Baby, Pi2t, Anniez, Ummi, Dekon, Rahma, Ratih, Udhet2, Ne2k, Uniq n Tan Deta….u are my unforgettable friends in my live, pixy always be pixy at the past, believe me…Untuk asatidz dan asatidzah di pondok, afwan jiddan wa jazakumullahu khoiron katsiron atas segala ilmu yang diberikan. Kehadiran akselerasi memang tak selamanya disukai, tragedi2 yang timbul membuktikannya. Untuk kakak2 kelas 3 ataupun kakak2 OP(OSIS) yang dulu kurang berkenan akan keberadaan kami, kami minta maaf. Kami seyogyanya bkn pihak yang mengibarkan bendera permusuhan. Tak lupa juga kami ucapkan thx abis untuk angkatan Dioshaloystrad288 yang mau menyertakan kami dalam buku kenangan…thax all_
Prestasiku lulus SMP memang kurang memuaskan…awalnya aku pengen melanjutkan di pondok, namun lagi2 ortuku menyuruhku sekolah di luar pilihanku. Akhirnya SMA NEGERI 6 SURAKARTA adalah pelabuhan terakhirku. Hari2ku di SMA lebih terasa biasa ketimbang di SMP dulu. Yang membuat beda adalah ROHIS. Organisasi ini mencerahkan masa-masa SMAku. Dan tentunya tarbiyah yang membuat diriku lebih berarti untuk orang lain. Untuk teman2ku: Indah, Pipit, Nita, Diana, Aisyah, Ilapi, Mutix, Rani n Isti…tetap jaga rajutan ukhuwah yang telah kita bangun ya….masa SMAku berpelangi karena rangkulan ukhuwah kalian. Dan bagi para murobbi2q…ukhti W,S,N,F,E,C,J dan A…kalian adalah sepercik pelita dalam hidupku yang tak kenal lelah menyampaikan firman Allah, semoga kalian tetap istiqomah mengemban estafet dakwah ini…afwan jiddan kalo ana belum berkontribusi banyak dalam tarbiyah di SMA VISKA saat ini karena memang kendala waktu yang tak memungkinkannya.
Lulus SMA…akupun akhirnya dibebaskan oleh ortuku untuk melanjutkan studi tapi tak lepas dari bimbingan dan arahan dari mereka. SPMB gagal…diploma pun diambil…dan akhirnya saat ini aku tergabung dalam angkatan the dare dreamer D3 Bahasa Inggris 2007 di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Dan keluarga baru pun akhirnya kudapatkan di sini…SKI FSSR UNS, keluarga baru yang mampu menciptakan pelangi kedua setelah SMPku…disini aku belajar menapaki medan dakwah yang lebih terjal dan landai, dengan bertambahnya umurku hari ini…semoga punggung ini semakin dikokohkan oleh Allah untuk menegakkan dienul islam di bumi Allah ini...amin.

Senin, 28 Juli 2008

GHIBAH???BOLEH AJA ASAL>>>

BEBERAPA PENGECUALIAN DIBOLEHKANNYA GHIBBAH

1. Orang yang dizhalimi. Dibolehkan bagi orang yang dizhalimi untuk mengadukan orang yang menzhaliminya kepada penguasa/hakim berdasarkan firman ALLAH SWT:

“ALLAH tidak menyukai perkataan yang buruk kecuali bagi orang yang dizhalimi.” (QS 4/148)


2. Meminta tolong untuk menghentikan kemunkaran. Menghentikan orang yang bermaksiat dengan mengadukannya kepada orang yang mampu menghentikannya, berdasarkan hadits:

“Barangsiapa melihat kemunkaran maka hendaklah diubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, tetapi itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim 49, Abu Daud 1140, Tirmidzi 2173, an-Nasai 8/111, Ibnu Majah 4013)

3. Meminta fatwa.

Dibolehkan seseorang bertanya kepada mufti misalnya: Ayahku/saudaraku/temanku telah menzhalimi aku, apakah benar demikian? Bagaimana cara mengatasaniya? Berkata istri abu Sufyan pada nabi SAW:

Wahai rasuluLLAH, sesungguhnya abu Sufyan itu lelaki yang pelit, sehingga ia tidak pernah memberiku sesuai kebutuhanku dan anak-anakku, kecuali jika aku mengambil darinya tanpa sepengetahuannya, apakah dibolehkan yang demikian? Jawab nabi SAW: “Boleh engkau ambil sesuai kebutuhanmu dan anak-anakmu secara ma’ruf (tidak berlebihan).” (HR Bukhari 9/444-445, Muslim 1714)

4. Meng-ghibbah Pendosa Terang-terangan. Seperti peminum minuman keras di depan orang banyak, pelaku korupsi yang sudah ketahuan/diketahui banyak orang, dan lain-lain. Berdasarkan hadits:

“Sesungguhnya dosa-dosa ummatku itu termaafkan, kecuali bagi pelaku dosa terang-terangan. Seperti orang yang melakukan sesuatu di waktu malam yang sudah ditutupi oleh ALLAH SWT, maka paginya ia berkata : Hei Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu. Padahal ALLAH SWT sudah menutupinya lalu dibukanya perlindungan ALLAH itu.”

5. Mengenal. Seperti menyebut gelarnya yang dikenal luas oleh semua orang (walaupun gelar itu artinya buruk), seperti gelar-gelar sahabat dan tabi’in Mush’ab (yang menyulitkan) Hanzhalah (pahit), al-A’masy (si Rabun), dan sebagainya.

6. Memperingatkan kaum Muslimin:

a. Mengungkapkan cela seorang perawi dalam hadits, diwajibkan demi terjaganya hadits nabi SAW. Dalilnya di masa nabi SAW pernah ada seorang yang menyampaikan tentang seseorang yang minta izin (untuk tidak ikut peperangan) pada nabi SAW, maka kata nabi SAW:

“Izinkanlah ia, ia adalah sejelek-jelek saudara bagi keluarganya.” (HR Bukhari 10/393, Muslim 2591)

b. Jika orang meminta pendapat kita tentang seseorang untuk bergaul dengannya atau berdagang dengannya, dan sebagainya, maka wajib bagi kita untuk menyampaikan supaya orang itu dapat bergaul dengan benar dan tidak tertipu. Dalilnya bahwa Fathimah binti Qais ra pernah menemui nabi SAW untuk meminta pendapatnya tentang lamaran yang diterimanya dari Mu’awiyah dan abu Jahm, maka kata nabi SAW:

“Adapun Mu’awiyah maka orangnya miskin sama sekali tidak punya harta, adapun abu Jahm tidak pernah melepaskan pecut dari tengkuknya (suka memukul).” (HR Muslim 1480, Thabrani 2/580, Syafi’i dalam ar-Risalah/856)

c. Seorang yang diketahui alim atau faqih dan diragukan bahwa ia adalah ahli bid’ah atau fasiq, sehingga orang mengambil ilmu darinya dan belajar kepadanya, maka wajib kita menasihatinya dan jika ia tidak mau meninggalkan bid’ahnya maka wajib diberitahukan pada orang-orang.

d. Seorang yang memegang kekuasaan dan menyimpang, maka wajib disampaikan penyimpangannya kepada orang yang mengangkatnya, agar mengetahui perihalnya.

e. Kesemua hal ini untuk hal-hal yang jelas-jelas disepakati sebagai penyimpangan, bid’ah dan kejahatan, dan sama sekali bukan pada hal-hal yang merupakan bagian ikhtilaf (yang masih diperselisihkan) oleh para ulama dalam Islam. Adapun mencaci-maki hal-hal yang merupakan ikhtilaf, atau mencari-cari kesalahan orang lain, atau memberikan penafsiran yang buruk atas para ulama, mujahid Islam dan orang-orang yang dikenal tsiqah dan jasa-jasa serta perjuangannya dalam Islam, maka yang demikian itu merupakan perbuatan fasik dan sama sekali bukan dari akhlaq Islam. Kita berlindung pada ALLAH SWT dari yang demikian…

Kamis, 10 Juli 2008

ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN OLEH PARA MALAIKAT

Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)


2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)


3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)


4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)


5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)


6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)


7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)


8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)


9. Orang – orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)


10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)


11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Sumber Tulisan Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang – orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005

Rabu, 09 Juli 2008

TANGGA MIMPI...

Laki-laki yang pantas dikasihani
adalah dia yang mengubah mimpi
mimpinya menjadi emas dan perak

~Kahlil Gibran-Pujangga Lebanon~


Kepada siapapun yang masih punya mimpi,
Kepada merekalah kisah ini saya hadiahkan.

Saya pernah membaca kisah nyata dalam sebuah majalah. Kisahnya tentang seorang istri yang diam-diam, tanpa sepengetahuan suaminya menyisihkan uang belanjanya setiap bulan. Selang beberapa tahun, uang terkumpul banyak sekali. Lantas, baru cerita kepada suaminya atas tindakannya menabung selama ini. Suaminya kaget juga mendengar cerita istrinya. Lantas ditanya, untuk apa istrinya melakukan itu. Katanya, ia menabung karena untuk biaya naik haji.

Saya tersenyum, kagum dan haru membaca kisah tersebut. Saya membayangkan betapa bahagianya pada akhirnya bisa naik haji, yang barangkali itulah mimpinya saat dulu hanya bisa disimpan dalam hati. Dari cerita itu pula, saya jadi bisa mengambil sepercik pelajaran berharga tentang hakikat mimpi. Ya, untuk mewujudkan sebuah mimpi ternyata tidak cukup hanya dengan harapan kosong. Untuk mewujudkan mimpi kita perlu tangga. Kita sebuat saja itu tangga mimpi.

Calon orang besar dan hebat pastilah memiliki mimpi dalam hidupnya. Tanpa mimpi, apalah artinya hidup ini. Kita hidup hanya mengalir saja. Tidak ada gairah dan semangat untuk mengejarnya. Dengan adanya mimpi dalam diri kita, menjadikan hidup ini benar-benar nyala. Setiap hari, setiap bagun pagi, senantiasa tergerak untuk bersegera melakukan aktivitas-aktivitas demi sebuah mimpinya itu.

Seperti yang tersebut diawal, agar kelak kita bisa tersenyum binar, kita memerlukan apa yang disebut tangga mimpi. Artinya, jangan sampai kita membangun mimpi dengan awan kosong di langit tinggi. Membumbung, jauh diatas sana hingga kita tak pernah bisa menggapainya. Tangga mimpi adalah sebuah jalan. Jalan yang bisa mengantarkan kita pada cita-cita dan harapan kita selama ini. Kita mesti punya tangga mimpi itu, melewatinya secara bertahap, setahap demi setahap hingga kita mencapai puncak.

Seperti halnya sebuah tangga, ia mempunyai banyak anak tangga. Semakin tinggi puncak yang akan kita raih, biasanya memang kita memerlukan semakin banyak pula anak tangga yang perlu kita buat. Tangga yang pendek, hanya bisa menggapai puncak yang pendek. Tangga yang tinggi, akan sepadan untuk menggapai puncak yang tinggi. Begitulah hukum yang mesti kita jalankan. Melawan hukum dengan sengaja, hanya membuat kita sia-sia. Tak mau membuat tangga yang tinggi, maka jangan berharap menggapai puncak yang tinggi. Puncak yang indah itu.

Namun, tangga itu kadang bisa rusak. Jalan menempuh cita belum tentu semulus yang kita kira. Jika kita lupa dan abai pada tangga itu, bisa jadi kita akan tergelincir jatuh karena ada anak tangga kita yang lepas, karena tua atau sudah rapuh. Kita ingin meraih cita yang tinggi dan mewah tapi hanya dengan cara lama, ide usang. Jelas, amat susah untuk menggapainya. Bahkan, kita mungkin hanya bisa tersenyum kecut menyaksikan orang lain yang telah merebut diam-diam impian kita.

Tangga mimpi। Inilah yang harus kita miliki untuk meraih cita dan harapan. Dengan tangga inilah kita benar-benar berusaha mewujudkannya, bukan dengan pikiran hampa, tangan kosong dan seribu alasan kemalasan. Jangan pernah sekalipun membangun cita dan harapan tanpa tangga mimpi, karena hanya akan memberikan kekecewaan pada akhirnya. Tangga mimpi, adalah jalan menuju puncak. Puncak keindahan, senyuman sekaligus kebahagiaan. Sekarang, sampai sejauh manakah engkau lewati tangga mimpi itu?.
Taken from:www.penulislepas.com

Rabu, 02 Juli 2008

>>
Mengapa Allah Tidak Mengabulkan Doa Kita???
<<

Ibrahim bin Adham ditanya tentang firman Allah Ta'ala,
"Berdoalah kepada Ku niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian " (Qs.Ghafir:60)
Mereka mengatakan, "Kami telah berdoa kepada Nya, namun belum juga dikabulkan." Lalu beliau menjawab, "Karena hati mu telah mati dengan sebab 10 perkara yaitu :
  1. Kamu telah mengenal Allah, tetapi kamu tidak mau menunaikan hak-hakNya
  2. Kamu telah membaca kitab Allah, tetapi kamu tidak mengamalkannya
  3. Kamu mengatakann bermusuhan dengan setan, tetapi kenyataannya kamu setia dengan nya.
  4. Kamu mengaku cinta Rosulullah, tetapi kamu meninggalkan sunnah-sunnahnya
  5. Kamu mengaku cinta surga, namun kamu tidak melakukan amalan-amalan ahli surga
  6. Kamu mengaku takut neraka, tetapi kamu tidak mau meninggalkan perbuatan dosa
  7. Kamu mengatakan bahwa kematian itu adalah benar adanya, tetapi kamu tidak bersiap-siap untuk kematian itu
  8. Kamu sibuk mencari aib orang lain, sedang aib mu sendiri tidak kamu perhatikan
  9. Kamu telah makan dari rizki-Nya, namun kamu tidak pernah bersyukur kepada-nya
  10. Kamu sering mengubur orang mati, tetapi kamu tidak pernah mengambil pelajaran dari nya."

Koreksi Nama Bulan

Di postingan sebelumnya, saya pernah tulis begini:

Pertama yang ingin saya tulis di postingan ini adalah sebuah koreksi:

dari kata:

jumadilawal_pakarfisika1

JUMADIL AWAL = SALAH

menjadi

jumadal Ula_pakarfisika1 = JUMADAL ‘ULA = BENAR

Hampir di setiap Kalender (umumnya) menggunakan kata ini asal, karena tidak tahu asal-usulnya. Secara khusus koreksi ini akan saya tulis tersendiri dengan ulasan versi lughoh arabiyyah.

Nah, tidak hanya kita yang orang Indonesia dan bahasa Arab bukan bahasa Ibu kita. Namun di negara yang dekat dan ke-arab-arab - an pun masih ada yang salah.

Penjelasannya begini:

Di dalam bahasa Arab, ada sestau yang tidak dimiliki bahasa lain (sejauh pengetahuan saya), yakni bahasa Arab memiliki jenis kelamin. Maksudnya, kata kerja makan, bagi bahasa Indonesia ya tetap makan, walau yang melakukan orangnya berbeda jenis kelaminnya.

Bapak makan nasi dan Ibu makan nasi.

Hal ini tidak bisa kalau bahasa Arab yang digunakan,

Bapak makan nasi = akala abun ruzzan

Ibu makan nasi = akalat ummun ruzzan

akala <> akalat, dst, masih banyak contohnya, yang pada intinya di dalam bahasa Arab ada pembedaan jenis kelamin yang dalam istilah bahasa dikenal sebagai Mudzakar dan Mu’anas.

Kaitannya dengan nama bulan, khususnya bulan ini yakni Jumadil Awal (kata orang awam), yang benar adalah

Jumadal ‘Ula = BUKAN Jumadil Awal atau Jumadal Awal.

karena kata ‘Jumada’ adalah kata dengan jenis Mu’anas kategori Lafdzi. Kata lain yang sejenis dengan Jumada antara lain= HASANAA, ZARQOO, KHODLROO, dll. Mu’anas memiliki banyak kategori yakni: Majazi, Lafdzi, Hukmiy, Hakiki, dan Ta’wiliy.

Kata Awal = jenisnya Mudzakar, maka tidak mungkin digabung dengan Jumada yang Mu’anas.

Kesimpulan:

Kata BENAR

jumadal Ula_pakarfisika1 = JUMADAL ‘ULA

dan

jumadal akhiroh_pakarfisika1 = JUMADAL Akhiroh

atau

jumadal tsaniyah_pakarfisika1 = JUMADAL TSANIYAH

Kata SALAH

jumadilawal_pakarfisika1

= JUMADAL AWAL atau JUMADIL AWAL.