Minggu, 30 Maret 2008

Baca Aja Dech

Dasar-Dasar Jurnalistik

Pedagang Kali Lima

Sore itu di sebuah halaman parkir bus kawasan wisata Goa Akbar, Tuban, Jawa Timur, saya melihat ada seorang pedagang berbagai makanan khas Jawa Timur seperti wingko babat dan keripik ikan, yang terlihat sedang menawarkan barang dagangannya kepada setiap orang yang melewatinya. Lelaki paruh baya itu memiliki perawakan yang pendek, kulit sawo matang dan memiliki kumis yang tebal. Penampilannya pun sangat sederhana dengan memakai kaos oblong, celana panjang, sandal jepit dan dilengkapi dengan topi yang tampak lusuh. Yang tampak jelas saya amati, pedagang itu membawa barang dagangannya dengan menggunakan gerobak dorong yang dia parkirkan tepat di pojok sebelah utara dari kawasan parkir bus tersebut.
Kepada setiap orang yang lewat dia mengatakan,” Monggo buk wonten wingko babat, keripik, dodol, mirah mawon buk, mang milih, njenengan ngersakke nopo?”Wingko babat tigang bungkus sedoso mawon, enggal buk saget ngraoske.” Dari ucapan pedagang tersebut, dia memperbolehkan calon pembeli untuk mencicipi barang dagangannya sebelum dibeli. Selain ucapan dari pedagang tersebut saya juga mendengar suara-suara lain yang meramaikan halaman pakir tersebut antara lain suara tukang-tukang becak yang menawari setiap orang untuk menaiki becaknya, kemudian suara pedagang-pedagang lain yang tawar menawar dengan pembeli dan suara mesin bus. Banyaknya orang yang memadati halaman parkir bus yang tampak kotor itu membuat suasana menjadi ramai dan bau asap rokok pun tercium sampai ke hidung saya. Selain itu halaman parkir yang luas itu juga menyediakan beberapa toilet yang tampak kotor dan tidak pernah dibersihkan.

Petani

Pada siang hari yang panasnya menyengat sampai ke kulit itu, saya melihat ada beberapa petani yang masih semangat bekerja di sawah yang letaknya di desa kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Persawahan yang membentang luas dan dikelilingi oleh pabrik Acidatama, pemukiman penduduk dan jalan desa itu letaknya tak jauh dari rumah saya. Pandangan saya tertuju pada seorang petani tua, pendek, kurus, kulit hitam yang hanya memakai kaos oblong, celana pendek dan caping. Petani tersebut tidak beralas kaki karena sedang membajak sawahnya dengan mesin pembajak sawah. Dengan mesin pembajak sawah petani itu membajak tanah di sawah yang telah selesai di panen itu dengan cara mengendalikan mesin pembajak ke seluruh area sawahnya secara bolak-balik.
Sambil membajak sawahnya, petani itu merokok dan berbincang-bincang dengan teman seprofesinya yang sedang membersihkan jerami sisa panen. Suara yang paling jelas terdengar di telinga saya adalah suara mesin pembajak sawah, selain itu banyak juga suara kicauan burung dan belalang yang menambah ketentraman area persawahan itu. Suara desiran angin yang menggoyangkan daun-daun pepohonan membuat suasana sejuk terasa. Petani yang membajak sawah yang tampak kotor dan becek itu belum beranjak dari sawahnya sampai adzan dhuhur berkumandang.

Penjaga Rel Kereta Api

Di rumah yang sempit namun berhalaman luas itu saya memberanikan diri untuk memasukinya dengan harapan semoga orang yang saya cari ada di rumah. Saat itu si empunya rumah ada di rumah semua, namun bapak yang saya cari ternyata sedang membuat genting di samping rumahnya. Saya meminta waktu beliau sebentar untuk saya wawancarai. Tanpa menolak, bapak itu pun mempersilahkan saya duduk di ruang tamu yang hanya berisi dua tempat duduk panjang. Saat itu, cucu-cucu beliau sedang berkumpul di depan tv dan itu sangat mengganggu saya. Akhirnya bapak tersebut menyuruh cucu-cucunya untuk bermain di luar. Bapak tersebut bernama Ngadiyo. Usia beliau sudah cukup tua yaitu 54 tahun. Pada hari ini dia sedang tidak jaga di rel kereta api. Bapak yang mempunyai dua orang anak yang telah bekerja itu masih memiliki semangat bekerja yang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Meskipun beliau hanya lulusan SD, beliau sudah bersyukur telah mampu menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA dan STM. Saat ini kedua anaknya telah bekerja sebagai buruh pabrik yang gajinya tak seberapa.
Sebelum menjadi penjaga rel kereta api, beliau hanya membuat genting. Dan setelah menikah, berulah beliau melamar sebagai penjaga rel kereta api. Sehari-hari beliau mengenakan seragam penjaga rel kereta api, peluit dan eblek(papan penanda) untuk bekerja. Usaha gentingnya di rumah pun dikerjakan oleh isterinya. Saat awal-awal bekerja ia dapat gaji sebulan hanya Rp 500.000,00 dan waktu dulu itu sudah cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun kalau dibandingkan saat ini mungkin tidak, seiring berjalannya waktu di akhir-akhir pekerjaannya barulah beliau memperoleh gaji yang lumayan besar yaitu Rp 1.500.000,00. Tak terasa sudah hampir 33 tahun beliau menjadi seorang penjaga rel kereta api, banyak suka duka yang dialami bapak tersebut. Beliau menikmati pekerjaan ini karena bermanfaat bagi orang lain dengan selalu memperingatkan orang yang hendak melewati rel bahwa ada kereta api yang hendak melintas. Namun disisi lain, bapak tersebut terkadang geram juga kalau ada beberapa orang yang tidak menaati peraturan dengan menerobos palang rel kereta api. Beliau harus bersikap tegas terhadap orang yang melanggar peratuan itu karena seringkali kecelakaan di rel kereta api membuatnya disalahkan banyak orang padahal itu kesalahan orang tersebut sendiri.
Di akhir masa pekerjaannya kira-kira satu tahun lagi beliau masih memiliki harapan supaya pihak tempatnya bekerja tetap memberinya uang pensiunan agar beliau bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan beliau juga berpesan agar pihak Departemen Perhubungan selalu memantau keadaan rel untuk menghindari adanya kecelakaan kereta api.

Pedagang Buah di Pasar

Sore itu kira-kira pukul 18.30 saya mendatangi rumah seorang pedagang buah di pasar yang letaknya tak jauh dari rumah saya. Saat itu beliau yang ingin saya wawancarai sedang menonton tv bersama keluarganya. Beliau pun memperbolehkan saya untuk mewawancarainya. Nama ibu tersebut Suharti. Beliau berumur 45 tahun dan hanya lulusan SD. Saat ini beliau mempunyai 5 orang putra yang masih membutuhkan banyak biaya untuk sekolah. Putra yang pertama kelas 1 SMA, yang kedua kelas 1 SMP, yang ketiga kelas 5 SD, yang keempat kelas 2 SD dan yang terakhir masih berumur empat tahun dan belum bersekolah. Sebelum menjadi pedagang buah di pasar beliau hanya membantu suaminya berjualan bakso di depan rumahnya namun penghasilannya pun dirasa sangat kurang untuk membiayai anak-anaknya nanti. Akhirnya atas dukungan adiknya beliau menjadi pedagang pasar pada tahun 1990 sampai sekarang.
Tiap pagi buta beliau telah bersiap-siap untuk berjualan di pasar namun sebelum itu beliau harus membeli buah dulu di Solo. Adiknya yang setia mengantarkan beliau ke Solo menggunakan mobil meringankan pekerjaan beliau. Tiap berdagang beliau hanya mengenakan pakaian seadanya dan membawa beberapa keranjang beserta buahnya. Di pasar, beliau mendapat tempat di bagian barat dan tiap harinya beliau harus membayar uang pasar sebesar Rp 1.000,00 Beliau biasanya berdagang buah sesuai musimnya. Menurut beliau pekerjaan yang dijalaninya saat ini lumayan membantu meringankan biaya hidup yang mesti ditanggungnya. Tiap harinya beliau mendapat untung kira-kira Rp 30.000,00 namun itu tidak pasti karena harga buah tidak stabil. Selama menjadi pedagang pasar beliau mengalami banyak suka duka. Seperti tuturnya, “Suka duka saya jadi pedagang buah itu cuma dua kok mbak, sukanya ya saat musim buah, harganya murah dan banyak pembeli jadi untungnya banyak tapi kalau saat tidak musim buah belum tentu dapat untung dalam sehari dan harga buah mahal.” Ibu itu tersenyum meski tampak guratan kelelahan di wajahnya. Beliau memiliki harapan agar beliau tetap diberi kesehatan sehingga tetap bisa bekerja dan mampu menyekolahkan anaknya sampai lulus sarjana.




Jumat, 07 Maret 2008

Yg mana kah anda??!!!!

Siapakah Anda?

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka
menyepelekan waktu solatnya seolah-olah
ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan
Nabi Sulaiman a.s

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis
adalah orang yang ditimpa musibah lalu
dia berkata "Inna lillahi wainna illaihi
rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabb,
Aku ridha
dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir
senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang
bersyukur dengan apa yang ada dan tidak
lupa akan kenikmatan dunia yang
sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak
puas dengan nikmat yang ada selalu
menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah
sampai usia pertengahan namun masih
berat untuk melakukan ibadat dan
amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang
yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang
paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling
luas adalah orang yang mati membawa
amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan
di perluaskan sejauh mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang
sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit
adalah orang yang mati tidak membawa
amal-amal kebaikkan lalu kuburnya
menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah
orang-orang yang menghuni syurga kelak
karena telah menggunakan akal sewaktu di
dunia untuk menghindari siksa neraka.

Siapakah org yg PELIT?
Orang yang pelit adalah orang yang
membiarkan pesan ini tetap di tempatnya
tanpa mau berusaha membagi dengan teman
sesama muslim