Selasa, 30 Desember 2008

THE BEST GIFT FOR U

Etika Muslim Terhadap Diri Sendiri




Baca dan pelajari Al QuranOrang Muslim meyakini bahwa kebahagiaannya di dunia dan akhirat sangat ditentukan oleh sejauh mana pembinaan terhadap dirinya, perbaikan, dan penyucian dirinya. Selain itu, ia meyakini bahwa kecelakaan dirinya sangat ditentukan oleh sejauh mana kerusakan dirinya, pengotorannya, dan kebrengsekannya. Itu semua karena dalil-dalil berikut:

Firman Allah Ta‘ala, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10).

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum, demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka), demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang zhalim. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raaf: 40-42).

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shallih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3).

Sabda Rasulullah saw., “Semua dan kalian masuk surga, kecuali orang-orang yang tidak mau.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang tidak mau masuk surga, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. bersada, “Barangsiapa taat kepadaku, ia masuk surga. Dan barangsiapa bermaksiat kepadaku, ia tidak mau (masuk surga).” (HR Bukhari).

“Semua manusia beramal, dan menjual dirinya memperbaiki dirinya, atau membinasakannya.” (HR Muslim).

Orang Muslim meyakini bahwa sesuatu yang bisa membersihkan dirinya, dan menyucikannya ialah iman yang baik, dan amal shalih. Ia juga meyakini, bahwa sesuatu yang mengotori dirinya, dan merusaknya ialah keburukan kekafiran dan kemaksiatan, berdasarkan dalil-dalil berikut:

Firman Allah Ta‘ala, “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Huud: 114).

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14).

Sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya jika seorang Mukmin mengerjakan dosa, maka ada noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, berhenti (dari dosa tersebut), dan beristighfar, maka hatinya bersih. Jika dosanya bertambah, bertambah pula noda hitamnya, hingga menutupi hatinya.” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Noda hitam tersebut tidak lain adalah tutupan hati yang disebutkan Allah Ta‘ala dalam surat Al-Muthaffifin di atas.

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, serta bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim).

Oleh karena itulah, orang Muslim tidak henti-hentinya membina dirinya, menyucikannya, dan membersihkannya. Sebab, ia orang yang paling layak membinanya, kemudian ia memperbaikinya dengan etika-etika yang membersihkannya, dan membersihkan kotoran-kotorannya. Ia menjauhkan diri dan apa saja yang mengotorinya, dan merusaknya seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, ucapan-ucapan yang rusak, dan amal perbuatan yang rusak. Ia melawan dirinya siang malam, mengevaluasinya setiap saat, membawanya kepada perbuatan-perbuatan yang baik, mendorongnya kepada ketaatan, menjauhkannya dari segala keburukan dan kerusakan.

Dalam memperbaiki dirinya, membinanya, dan membersihkannya, orang Muslim menempuh jalan-jalan berikut:

Taubat

Yang dimaksud dengan taubat di sini ialah melepaskan diri dan semua dosa dan kemaksiatan, menyesali semua dosa-dosa masa lalunya. dan bertekat tidak kembali kepada dosa di sisa-sisa umurnya. Itu semua karena dalil-dalil berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, mudah-mudahan Tuhan kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian, dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At Tahrim: 8).

“Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (An-Nuur: 31).

“Hai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, karena aku bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR Muslim).

“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dan barat, maka Allah menerima taubatnya.” (HR Muslim).

“Sesungguhnya Allah membuka Tangan-Nya dengan taubat bagi orang yang berbuat salah di malam hari hingga siang hari, dan bagi orang yang berbuat salah di siang hari hingga malam hari, hingga matahari terbit dari barat.” (HR Muslim).

“Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba-Nya daripada seseorang di tempat sepi dan rawan bahaya dengan hewan kendaraan yang memuat makanan dan minumannya, kemudian ia tidur. Ketika ia bangun, hewan kendaraannya hilang. Ia pun mencarinya hingga ia kehausan. Ia berkata, ‘Aku akan kembali ke tempatku semula, hingga aku mati.’ Kemudian ia letakkan kepalanya di atas lengannya untuk mati. Ketika ia bangun, temyata hewan kendaraannya ada di sisinya lengkap dengan makanan dan minumannya. Jadi, Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba yang Mukmin dan (kebahagiaan) orang tersebut dengan (kembalinya) hewan kendaraan dan bekalnya.” (Muttafaq Alaih).

Diriwayatkan, bahwa para malaikat rnengucapkan ucapan selamat kepada Nabi Adam atas taubatnya, karena Allah menerima taubatnya. (Al-Ghazali dalam Ihya'-nya).

Muraqabah

Maksudnya, orang Muslim mengkondisikan dirinya merasa diawasi Allah Ta ‘ala di setiap waktu kehidupan hingga akhir kehidupannya, bahwa Allah Ta‘ala melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya, memperhatikan semua amal perbuatannya, mengamatinya, dan mengamati apa saja yang dikerjakan oleh semua jiwa. Dengan cara seperti itu, diri orang Mukmin selalu merasakan keagungan Allah Ta ‘ala dan kesempumaan-Nya, tentram ketika ingat nama-Nya, merasakan ketentraman ketika taat kepada-Nya, ingin bertetanggaan dengan-Nya, datang menghadap kepada-Nya, dan berpaling dan selain-Nya.

Inilah yang dimaksudkan dengan Islamisasi wajah dalam firman Allah Ta’ala,

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?” (An-Nisa’: 125).

“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dan orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya Ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” (Luqman: 22).

Itulah intisari seruan Allah Ta’ala dalam firman-Nya, “Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu maka takutlah kepada-Nya.” (Al-Baqarah: 235).

Atau dalam firman-Nya, “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur ‘an dan kalian tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu pada waktu kalian melakukannya.” (Yunus: 22).

Atau dalam sabda Rasulullah saw., “Sembahlah Allah seperti engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Muttafaq Alaih).

Jalan itulah yang dilalui para pendahulu kita dan para Salafush shalih. Mereka membawa diri mereka kepadanya hingga akhir hayat mereka, dan mereka berhasil mencapai derajat muqarra bin (hamba-hamba yang dekat dengan Allah). Bukti-bukti berikut bersaksi untuk mereka:

1. Ditanyakan kepada Al-Junaid, “Bagaimana kiat menahan pandangan?” Al-Junaid, “Yaitu pengetahuanmu, bahwa pandangan Dzat yang melihatmu itu lebih dahulu dan lebih cepat daripada penglihatanmu kepada sesuatu yang engkau lihat.”

2. Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Hendaklah engkau merasa diawasi oleh Dzat yang mengetahui apa saja yang ada padamu. Hendaklah eng kau berharap kepada Dzat yang memenuhi (harapanmu). Dan hendaklah engkau takut kepada Dzat yang memiliki hukuman.”

3. Ibnu Al-Mubarak berkata kepada seseorang, “Hai si Fulan, hendaklah engkau merasa diawasi Allah.” Orang tersebut bertanya kepada Ibnu Al-Mubarak tentang apa yang dimaksud dengan pengawasan Allah, kemudian Ibnu Al-Mubarak menjawab, “Jadilah engkau seperti orang yang bisa melihat Allah selama-lamanya.”

4. Abdullah bin Dinar berkata, “Pada suatu hari, aku pergi ke Makkah bersama Umar bin Khaththab. Di salah satu jalan, kami berhenti untuk istirahat, tiba-tiba salah seorang penggembala turun kepada kami dari gunung. Umar bin Khaththab bertanya kepada penggem bala tersebut, ‘Hai penggembala, juallah seekor kambingmu kepada kami.’ Penggembala tersebut berkata, ‘Kambing-kambing ini bukan milikku, namun milik majikanku.’ Umar bin Khaththab berkata, ‘Katakan saja kepada majikanmu, bahwa kambingnya dimakan serigala.’ Penggembala yang budak tersebut berkata, ‘Kalau begitu, di mana Allah?’ Umar bin Khaththab menangis, kemudian ia pergi ke majikan penggembala tersebut, lalu membeli budak tersebut, dan memerdekakannya.”

5. Dikisahkan bahwa salah seorang shalih berjalan melewati orang-orang yang sedang melempar, sedang salab seorang dan mereka duduk menyendiri dari mereka. Orang shalih tersebut pergi kepada orang tersebut, dan ingin mengajaknya bicara, namun orang tersebut lebih dahulu berkata kepadanya, “Dzikir kepada Allah itu jauh lebih nikmat.” Orang shalih bertanya kepada orang tersebut, “Engkau sendirian di sini?” Orang tersebut menjawab, “Aku bersama Tuhanku dan dua malaikat.” Orang shalih bertanya kepada orang tersebut, “Siapa yang mendahului orang-orang tersebut?” Orang tersebut menjawab, “Yaitu orang-orang yang diampuni Allah.” Orang shalih bertanya kepada orang tersebut, “Di manakah jalan itu?” Orang tersebut membeni isyarat ke langit, kemudian ia berdiri dan pergi.

6. Dikisahkan bahwa ketika Zulaikha berduaan dengan Yusuf AS, ia pergi ke patung, kemudian menutupnya dengan kain. Nabi Yusuf AS bertanya, “Engkau ada apa? Engkau malu kepada pengawasan benda padat kepadamu, dan tidak malu kepada pengawasan Raja Teragung (Allah) kepadamu?”

Salah seorang shalih menyenandungkan syair,

Jika Anda menyendiri dengan zaman pada suatu hari,
Anda jangan katakan, ‘Aku telah menyendiri,’
Namun katakan, ‘Zaman mengawasiku.’
Sedetik pun Anda jangan beranggapan bahwa Allah lengah
Dan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang Anda rahasiakan.
Tidakkah Anda lihat, bahwa hari ini cepat berlalu
Dan bahwa hari esok sudah dekat bagi orang-orang yang menunggunya?

Muhasabah (Evaluasi)

Karena orang Muslim siang-malam bekerja untuk kebahagiaannya di akhirat, kemuliaan dari Allah Ta‘ala, keridhaan-Nya, dan karena dunia adalah tempat beramal, maka ia harus melihat ibadah-ibadah wajib seperti penglihatan pedagang kepada modal bisnisnya, ia melihat ibadah-ibadah sunnah seperti penglihatan pedagang terhadap keuntungan bisnisnya, dan melihat kemaksiatan dan dosa sebagai kerugian dalam dunia bisnis. Kemudian ia berduaan dengan dirinya sesaat di akhir harinya guna mengadakan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas amal perbuatannya sepanjang siang harinya.

Jika ia melihat dirinya kurang mengerjakan ibadah-ibadah wajib, ia mencela dirinya, dan memarahinya, kemudian memaksanya melaksanakan ibadah-ibadah wajib tersebut saat itu juga jika ibadah-ibadah wajib tersebut termasuk yang harus ditunaikan saat itu juga, dan jika ibadah ibadah wajib tersebut tidak termasuk yang harus ditunaikan saat itu juga maka ia harus memperbanyak mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.

Jika ia melihat dirinya kurang dalam mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, maka ia mengganti kekurangannya dan memaksa dirinya melakukannya. Jika ia melihat kerugian karena ia mengerjakan dosa, maka ia beristighfar, menyesalinya, bertaubat, dan mengerjakan amal shalih yang bisa memperbaiki apa yang telah dirusaknya.

Inilah yang dimaksud dengan muhasabah terhadap diri sendiri. Inilah salah satu cara perbaikan diri (jiwa), pembinaannya, penyuciannya, dan pembersihannya, berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Firman Allah Ta‘ala, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Hasyr: 18).

“Hendaklah setiap diri memperhatikan” adalah perintah untuk mengadakan muhasabah (evaluasi) terhadap diri atas apa yang diperbuatnya untuk menyongsong hari esok.

2. Firman Allah Ta‘ala, “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (An-Nuur: 31).

3. Sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah, dan beristightighfar kepada-Nya sebanyak seratus kali dalam satu hari.” (Diriwayatkan Muslim).

4. Umar bin Khattab ra berkata, “Evaluasilah (hisablah) diri kalian, sebelum kalian dievaluasi.”

Yang semakna dengannya ialah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi dengan sanad yang baik dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda,

“Orang cerdas ialah yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedang orang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berkhayal kosong kepada Allah.”

5. Adalah Umar bin Khaththab ra, jika waktu malam telah tiba, ia memukul kedua kakinya dengan berkata kepada dirinya, “Apakah yang telah engkau kerjakan siang tadi?”

6. Adalah Thalhah r.a. jika disibukkan oleh perkebunannya hingga ia tidak bisa menghadiri shalat jama’ah, maka ia mengeluarkan sedekah untuk Allah Ta’ala dari perkebunannya. Ini tidak lain adalah muhasabah darinya terhadap dirinya, dan kemarahannya terhadap dirinya.

7. Dikisahkan bahwa Al-Ahnaf bin Qais mendekat ke lampu, kemudian ia meletakkan jari-jarinya di dalamnya hingga merasakan panasnya, sambil berkata, “Hai Al-Ahnaf, apa yang mendorongmu mengerjakan ini dan itu pada hari ini? Apa yang mendorongmu mengerjakan ini dan itu pada hari ini?”

8. Dikisahkan bahwa salah seorang dari orang-orang shalih berjihad, tiba-tiba terlihat olehnya seorang wanita, dan ia pun melihatnya, kemudian mengangkat tangannya, menampar matanya, dan mencukilnya, sambil berkata, “Sesungguhnya melihat kepada sesuatu yang merugikanmu.”

9. Salah seorang dari orang shalih berjalan melewati rumah, kemudian ia berkata, “Kapan rumah ini dibangun?” Usai berkata seperti itu, ia sadar, dan buru-buru berkata kepada dirinya, “Engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada kaitan denganmu. Aku pasti menghukummu dengan berpuasa setahun.” Ia pun berpuasa selama setahun.

10. Dikisahkan bahwa salah seorang dari orang shalih pergi ke padang pasir yang panas, kemudian ia berguling-guling di atasnya, sambil berkata, “Diriku, rasakan ini dan Neraka Jahannam itu lebih panas dari panas padang pasir ini. Engkau busuk di malam hari dan pengangguran di siang hari.”

11. Salah seorang dari orang shalih menghadapkan penglihatannya ke atap rumah, tiba-tiba ia melihat seorang wanita, dan ia pun melihat kepadanya. Kemudian ia menghukum dirinya dengan tidak melihat ke langit selagi ia hidup.

Begitulah, para salafush shalih mengevaluasi diri mereka atas ketidakseriusannya, memarahinya atas kelalaiannya, mewajibkannya bertakwa, dan melarangnya mengikuti hawa nafsu, karena mengikuti firman Allah Ta’ala,

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dan keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An-Nazi’ at: 40-41).

Mujahadah (Perjuangan)

Orang Muslim mengetahui bahwa musuh besarnya ialah hawa nafsu yang ada dalam dirinya, bahwa watak hawa nafsu adalah condong kepada keburukan, lari dari kebaikan, dan memerintahkan kepada keburukan seperti dikatakan Zulaikha dalam Al-Qur’an,

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” (Yusuf: 53).

Selain itu, watak hawa nafsu ialah senang malas-malasan, santai, dan menganggur, serta larut dalam syahwat, kendati di dalamnya terdapat kecelakaan dan kebinasaannya.

Jika orang Muslim mengetahui itu semua, maka ia memobilisasi diri untuk berjuang melawan hawa nafsunya, mengumumkan perang, mengangkat senjata untuk melawannya, dan bertekat mengatasi seluruh perjuangannya melawan hawa nafsu, dan menantang syahwatnya. Jika hawa nafsunya menyukai kehidupan santai, maka ia membuatnya lelah. Jika hawa nafsunya menginginkan syahwat, maka ia melarangnya. Jika dirinya tidak serius dalam ketaatan dan kebaikan, maka ia menghukumnya dan memarahinya, kemudian ia mewajibkannya mengerjakan apa yang tidak ia kerjakan dengan serius, dan mengganti apa yang ia sia-siakan dan ia tinggalkan. Ia bawa dirinya ke dalam pembinaan seperti itu hingga dirinya menjadi tentram, bersih, dan menjadi baik. Itulah tujuan utama mujahadah (perjuangan) terhadap hawa nafsu (diri).

Allah Ta‘ala berfirman, “Dan orang-orang yang berjihacl untuk (mencari keria’haan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69).

Ketika orang Muslim berjuang melawan dirinya agar menjadi baik, bersih, suci, tentram, berhak mendapatkan kemuliaan Allah Ta‘ala, dan keridhaan-Nya, maka ia mengetahui bahwa ini adalah jalan orang-orang shalih dan orang-orang yang jujur, kemudian ia berjalan di atas jalan tersebut karena ingin meniru mereka dan menapaktilasi jejak-jejak mereka. Rasulullah saw. saja melakukan qiyamul lail hingga kedua kakinya bengkak. Tentang hal tersebut, Rasulullah saw. pernah ditanya, kemudian beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?” (Diriwayatkan Muslim).

Adakah mujahadah yang lebih tinggi dari mujahadah Rasulullah saw. di atas? Demi Allah, tidak ada.
Ali bin Abu Thalib ra tentang sahabat-sahabat Rasulullah saw., “Demi Allah, aku melihat Rasulullah saw. dan aku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan mereka. Pada pagi hari, rambut mereka kusut, berdebu, dan pucat, karena tidak tidur semalam suntuk untuk sujud, dan berdiri shalat, membaca Kitabullah, dan istirahat di antara kaki mereka dengan kening mereka. Jika mereka dzikir kepada Allah, mereka bergoyang sebagaimana pohon bergoyang ketika tertiup angin. Mata mereka bercucuran dengan airmata hingga pakaian mereka basah kuyup.”

Abu Ad-Darda’ ra “Tanpa tiga hal, aku tidak tertarik hidup, meskipun sehari saja, yaitu haus untuk Allah di siang hari yang panas, sujud untuk-Nya di pertengahan malam, dan duduk dengan orang-orang yang memilih ucapan-ucapan yang bagus, sebagaimana buah-buahan yang bagus dipilih.”

Umar bin Khaththab ra memarahi dirinya karena’ ia ketinggalan shalat Ashar berjama’ah, kemudian bersedekah dengan area tanahnya yang harganya kira-kira dua ratus dirham.

Jika Abdullah bin Umar ra ketinggalan shalat jama’ah, ia menghidupkan (tidak tidur untuk ibadah) malam harinya. Pada suatu hari, ia menunda shalat Maghrib hingga dua bintang terbit, kemudian ia memerdekakan dua budaknya.

Ali bin Abu Thalib ra berkata, “Semoga Allah merahmati orang-orang yang dikira manusia sakit, padahal mereka tidak sakit.” Itu tidak lain adalah pengaruh mujahadah mereka terhadap dirinya.
Rasulullah saw. bersabda, “Manusia terbaik ialah orang yang panjang umurnya, dan baik amal perbuatannya.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya).

Uwais Al-Qarni Rahimahullah berkata, “Malam mi adalah malam ruku’.” Kemudian ia hidupkan seluruh malam tersebut dengan ruku’. Pada malam berikutnya, ia berkata, “Malam ini adalah malam sujud.” Ia pun menghidupkan seluruh malam tersebut dengan sujud.

Tsabit Al-Bunani Rahimahullah berkata, “Aku perah bertemu dengan orang-orang di mana salah seorang dari mereka shalat, kemudian ia tidak bisa pergi ke tempat tidurnya kecuali dengan merangkak. Salah seorang dan mereka qiyamul lail hingga kedua kakinya bengkak karena terlalu lama berdiri. Keseriusan mereka dalam ibadah sampai pada tarap jika dikatakan kepada mereka bahwa kiamat akan terjadi besok, maka mereka tidak akan menambah ibadahnya. Jika musim dingin tiba, ia berdiri di atap rumah agar ia diterpa hawa dingin sehingga tidak bisa tidur. Jika musim panas tiba, maka ia berdiri di bawah atap rumah, agar panas matahari membuatnya tidak bisa tidur. Salah seorang dan mereka meninggal dunia dalam keadaan sujud.”

Istri Masruq Rahimahullah berkata, “Masruq tidak ditemui, kecuali kedua betisnya bengkak karena saking lamanya qiyamul lail. Demi Allah, pada suatu kesempatan, saya berdiri di belakangnya ketika ia berdiri qiyam ullail, kemudian aku menangis karena iba terhadapnya.”

Jika salah seorang dan salafush shalih telah berumur empat puluh tahun, maka ia melipat kasurnya, dan tidak pernah lagi tidur di atasnya.

Dikisahkan bahwa salah seorang istri dan para salafsuh shalih yang bernama Ajrah yang telah buta berdoa dengan suara yang memilukan jika waktu sahur telah tiba, “Ya Allah, kepada-Mu orang-orang ahli ibadah mengarungi kegelapan malam untuk berlomba kepada rahmat-Mu, dan karunia ampunan-Mu. Ya Allah, dengan-Mu, aku meminta kepada-Mu, dan tidak kepada selain-Mu, hendaknya Engkau menjadikanku orang terdepan di rombongan orang-orang as-sabiqun (orang-orang yang cepat kepada kebaikan), mengangkat-Ku di sisi-Mu di 'illiyyin di derajat makhluk-makhluk yang didekatkan kepada-Mu, dan menyusulkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih. Engkau Dzat yang paling penyayang, Dzat yang paling agung dan Dzat yang paling mulia, wahai Dzat yang paling mulia.” Usai berdoa seperti itu, ia sujud. Ia tidak henti-hentinya berdoa, dan menangis hingga waktu shalat Shubuh tiba.

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 121-131.

Kamis, 31 Juli 2008

GORESAN TINTA KEHIDUPAN 0,18 ABADKU

Kita semua terlahir di bumi Allah ini bagai selembar kertas putih tak bernoda. Dengan keadaan yang begitu lemah tanpa daya dan tak tahu hendak melangkah kemana. Orang tua, sosok yang paling berjasa bagi kita, tak kenal lelah jemu merawat, membimbing dan mengorbankan segalanya untuk kita. Mereka pula penuntun langkah kita menapaki kehidupan yang sementara ini. Aku bersyukur dilahirkan di lingkungan keluarga muslim sehingga aku pun dapat mengenal sang Robbul Izzati, Allah SWT. Memori masa kecilku memang tak kuingat sepenuhnya…hal-hal konyol yang pernah kulakukan sewaktu kecil pun kudengar dari orang-orang tua disekitarku. Aku penangis hebat, itulah kata ibuku sewaktu aku masih kecil. Masa kecilku memang sering ditinggal oleh kedua orangtuaku, mereka orang tua karir…sibuk banget, tapi tetep mencurahkan kasih sayangnya padaku. Aku diasuh oleh seorang pengasuh yang sampai sekarang tak pernah kukenal dan kutemui. Untuk kedua orang tuaku…terimakasih banyak atas segalanya dan untuk para pengasuhku dulu…kuucapkan terima kasih n minta maaf kalo pernah menjengkelkan kalian. Terkhusus untuk pengasuh yang membebaskanku dari kamar yang kukunci sendiri, yang rela memanjat tembok untuk membebaskan seorang anak kecil yang menangis histeris di kamar, kuucapkan terima kasih atas seluruh pengorbananmu.
Menginjak masa SDku…aku tumbuh menjadi seseorang yang bisa disebut tempramental. Entah karena ayahku yang TNI atau karena kebiasaan ditinggal orangtuaku…Ayahku memang tegas dalam mendidikku, disiplin adalah hal yang terus didengungkannya padaku. Selain tempramental, aku juga disebut teman-temanku punya jiwa pemimpin. Jabatan ketua kelas sering kusandang sewaktu SD. Bertengkar dengan teman cowok demi membela teman-teman cewekku biasa kulakukan. Memukul dan menendang adalah jurus andalanku. Cewek tangguh pun julukanku…tapi saat ini kusadari kalo sikapku itu sangat egois. Untuk semua teman-teman SDku yang pernah kusakiti, maafkan segala khilafku semasa kecil ya…kalo ada jarum dan peniti jangan disimpan didalam laci, kalo ada sikapku yang menyakiti jangan disimpan didalam hati ya…peace!
Lulus SD adalah pertumpahan air mataku bagiku dan teman-teman yang senantiasa menemaniku selama kurang lebih 6 tahun…PONDOK…itulah peyebabnya. Orang tuaku memilihkan PONDOK sebagai dermaga tujuanku menapaki SMP. Derai air mata dari teman-temanku memberatkan langkahku mengambil jalan ini. Awalnya aku menolak sekeras-kerasnya tapi karena kebesaran jiwa yang ditanamkan oleh kedua orangtuaku utk kebaikanku kedepan lebih kuunggulkan ketimbang sekolah favorit yang sebenarnya sudah bisa kutembus. Diusiaku yang menginjak 12 tahun aku telah bergulat menjalani hidup yang penuh liku ini seorang diri dalam pondok. Sesekali orang tuaku menjenguk, itu bagaikan menemukan oase ditengah padang pasir, mampu membuatku merasa ada yang menyayangiku. Mandiri…itulah kata kunci org PONDOK, bukan sekedar makan dan nyuci sendiri tapi menyelesaikan masalah harus dari kesadaran sendiri. Kerasnya hidup di pondok menguatkan mentalku menyeberangi riak-riak kehidupan. SMPku adalah pijakanku lebih cepat melewati termin-termin kehidupan, tahukah kalian mengapa???akselerasi adalah jawabannya. Masa SMPku hanya kulewati dalam jangka waktu 2 tahun. Masa yang paling impressive dalam hidupku adalah masa SMPku…dimana hari-hariku bagai kerja rodi masa Jepang. Aku memang angkatan pertama program akselerasi di PPMI Assalaam, jadi aku termasuk spesies kelinci percobaan. Tapi hanya 2 hal yang menyenangkan dari kelas akselerasi yaitu kelasnya yang dilengkapi dengan AC, tape, proyektor, perpustakaan dan outbond yang rutin dilaksanakan tiap akhir semester. Pengalaman yang tak akan pernah kutemui lagi dimanapun…I give thanks to Allah. Untuk teman-teman TOXA RIFONEST(ank2 aksel): Biel2, Kur2, Tiffany, Enggar, Baby, Pi2t, Anniez, Ummi, Dekon, Rahma, Ratih, Udhet2, Ne2k, Uniq n Tan Deta….u are my unforgettable friends in my live, pixy always be pixy at the past, believe me…Untuk asatidz dan asatidzah di pondok, afwan jiddan wa jazakumullahu khoiron katsiron atas segala ilmu yang diberikan. Kehadiran akselerasi memang tak selamanya disukai, tragedi2 yang timbul membuktikannya. Untuk kakak2 kelas 3 ataupun kakak2 OP(OSIS) yang dulu kurang berkenan akan keberadaan kami, kami minta maaf. Kami seyogyanya bkn pihak yang mengibarkan bendera permusuhan. Tak lupa juga kami ucapkan thx abis untuk angkatan Dioshaloystrad288 yang mau menyertakan kami dalam buku kenangan…thax all_
Prestasiku lulus SMP memang kurang memuaskan…awalnya aku pengen melanjutkan di pondok, namun lagi2 ortuku menyuruhku sekolah di luar pilihanku. Akhirnya SMA NEGERI 6 SURAKARTA adalah pelabuhan terakhirku. Hari2ku di SMA lebih terasa biasa ketimbang di SMP dulu. Yang membuat beda adalah ROHIS. Organisasi ini mencerahkan masa-masa SMAku. Dan tentunya tarbiyah yang membuat diriku lebih berarti untuk orang lain. Untuk teman2ku: Indah, Pipit, Nita, Diana, Aisyah, Ilapi, Mutix, Rani n Isti…tetap jaga rajutan ukhuwah yang telah kita bangun ya….masa SMAku berpelangi karena rangkulan ukhuwah kalian. Dan bagi para murobbi2q…ukhti W,S,N,F,E,C,J dan A…kalian adalah sepercik pelita dalam hidupku yang tak kenal lelah menyampaikan firman Allah, semoga kalian tetap istiqomah mengemban estafet dakwah ini…afwan jiddan kalo ana belum berkontribusi banyak dalam tarbiyah di SMA VISKA saat ini karena memang kendala waktu yang tak memungkinkannya.
Lulus SMA…akupun akhirnya dibebaskan oleh ortuku untuk melanjutkan studi tapi tak lepas dari bimbingan dan arahan dari mereka. SPMB gagal…diploma pun diambil…dan akhirnya saat ini aku tergabung dalam angkatan the dare dreamer D3 Bahasa Inggris 2007 di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Dan keluarga baru pun akhirnya kudapatkan di sini…SKI FSSR UNS, keluarga baru yang mampu menciptakan pelangi kedua setelah SMPku…disini aku belajar menapaki medan dakwah yang lebih terjal dan landai, dengan bertambahnya umurku hari ini…semoga punggung ini semakin dikokohkan oleh Allah untuk menegakkan dienul islam di bumi Allah ini...amin.

Senin, 28 Juli 2008

GHIBAH???BOLEH AJA ASAL>>>

BEBERAPA PENGECUALIAN DIBOLEHKANNYA GHIBBAH

1. Orang yang dizhalimi. Dibolehkan bagi orang yang dizhalimi untuk mengadukan orang yang menzhaliminya kepada penguasa/hakim berdasarkan firman ALLAH SWT:

“ALLAH tidak menyukai perkataan yang buruk kecuali bagi orang yang dizhalimi.” (QS 4/148)


2. Meminta tolong untuk menghentikan kemunkaran. Menghentikan orang yang bermaksiat dengan mengadukannya kepada orang yang mampu menghentikannya, berdasarkan hadits:

“Barangsiapa melihat kemunkaran maka hendaklah diubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, tetapi itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim 49, Abu Daud 1140, Tirmidzi 2173, an-Nasai 8/111, Ibnu Majah 4013)

3. Meminta fatwa.

Dibolehkan seseorang bertanya kepada mufti misalnya: Ayahku/saudaraku/temanku telah menzhalimi aku, apakah benar demikian? Bagaimana cara mengatasaniya? Berkata istri abu Sufyan pada nabi SAW:

Wahai rasuluLLAH, sesungguhnya abu Sufyan itu lelaki yang pelit, sehingga ia tidak pernah memberiku sesuai kebutuhanku dan anak-anakku, kecuali jika aku mengambil darinya tanpa sepengetahuannya, apakah dibolehkan yang demikian? Jawab nabi SAW: “Boleh engkau ambil sesuai kebutuhanmu dan anak-anakmu secara ma’ruf (tidak berlebihan).” (HR Bukhari 9/444-445, Muslim 1714)

4. Meng-ghibbah Pendosa Terang-terangan. Seperti peminum minuman keras di depan orang banyak, pelaku korupsi yang sudah ketahuan/diketahui banyak orang, dan lain-lain. Berdasarkan hadits:

“Sesungguhnya dosa-dosa ummatku itu termaafkan, kecuali bagi pelaku dosa terang-terangan. Seperti orang yang melakukan sesuatu di waktu malam yang sudah ditutupi oleh ALLAH SWT, maka paginya ia berkata : Hei Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu. Padahal ALLAH SWT sudah menutupinya lalu dibukanya perlindungan ALLAH itu.”

5. Mengenal. Seperti menyebut gelarnya yang dikenal luas oleh semua orang (walaupun gelar itu artinya buruk), seperti gelar-gelar sahabat dan tabi’in Mush’ab (yang menyulitkan) Hanzhalah (pahit), al-A’masy (si Rabun), dan sebagainya.

6. Memperingatkan kaum Muslimin:

a. Mengungkapkan cela seorang perawi dalam hadits, diwajibkan demi terjaganya hadits nabi SAW. Dalilnya di masa nabi SAW pernah ada seorang yang menyampaikan tentang seseorang yang minta izin (untuk tidak ikut peperangan) pada nabi SAW, maka kata nabi SAW:

“Izinkanlah ia, ia adalah sejelek-jelek saudara bagi keluarganya.” (HR Bukhari 10/393, Muslim 2591)

b. Jika orang meminta pendapat kita tentang seseorang untuk bergaul dengannya atau berdagang dengannya, dan sebagainya, maka wajib bagi kita untuk menyampaikan supaya orang itu dapat bergaul dengan benar dan tidak tertipu. Dalilnya bahwa Fathimah binti Qais ra pernah menemui nabi SAW untuk meminta pendapatnya tentang lamaran yang diterimanya dari Mu’awiyah dan abu Jahm, maka kata nabi SAW:

“Adapun Mu’awiyah maka orangnya miskin sama sekali tidak punya harta, adapun abu Jahm tidak pernah melepaskan pecut dari tengkuknya (suka memukul).” (HR Muslim 1480, Thabrani 2/580, Syafi’i dalam ar-Risalah/856)

c. Seorang yang diketahui alim atau faqih dan diragukan bahwa ia adalah ahli bid’ah atau fasiq, sehingga orang mengambil ilmu darinya dan belajar kepadanya, maka wajib kita menasihatinya dan jika ia tidak mau meninggalkan bid’ahnya maka wajib diberitahukan pada orang-orang.

d. Seorang yang memegang kekuasaan dan menyimpang, maka wajib disampaikan penyimpangannya kepada orang yang mengangkatnya, agar mengetahui perihalnya.

e. Kesemua hal ini untuk hal-hal yang jelas-jelas disepakati sebagai penyimpangan, bid’ah dan kejahatan, dan sama sekali bukan pada hal-hal yang merupakan bagian ikhtilaf (yang masih diperselisihkan) oleh para ulama dalam Islam. Adapun mencaci-maki hal-hal yang merupakan ikhtilaf, atau mencari-cari kesalahan orang lain, atau memberikan penafsiran yang buruk atas para ulama, mujahid Islam dan orang-orang yang dikenal tsiqah dan jasa-jasa serta perjuangannya dalam Islam, maka yang demikian itu merupakan perbuatan fasik dan sama sekali bukan dari akhlaq Islam. Kita berlindung pada ALLAH SWT dari yang demikian…

Kamis, 10 Juli 2008

ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN OLEH PARA MALAIKAT

Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)


2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)


3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)


4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)


5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)


6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)


7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)


8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)


9. Orang – orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)


10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)


11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Sumber Tulisan Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang – orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005

Rabu, 09 Juli 2008

TANGGA MIMPI...

Laki-laki yang pantas dikasihani
adalah dia yang mengubah mimpi
mimpinya menjadi emas dan perak

~Kahlil Gibran-Pujangga Lebanon~


Kepada siapapun yang masih punya mimpi,
Kepada merekalah kisah ini saya hadiahkan.

Saya pernah membaca kisah nyata dalam sebuah majalah. Kisahnya tentang seorang istri yang diam-diam, tanpa sepengetahuan suaminya menyisihkan uang belanjanya setiap bulan. Selang beberapa tahun, uang terkumpul banyak sekali. Lantas, baru cerita kepada suaminya atas tindakannya menabung selama ini. Suaminya kaget juga mendengar cerita istrinya. Lantas ditanya, untuk apa istrinya melakukan itu. Katanya, ia menabung karena untuk biaya naik haji.

Saya tersenyum, kagum dan haru membaca kisah tersebut. Saya membayangkan betapa bahagianya pada akhirnya bisa naik haji, yang barangkali itulah mimpinya saat dulu hanya bisa disimpan dalam hati. Dari cerita itu pula, saya jadi bisa mengambil sepercik pelajaran berharga tentang hakikat mimpi. Ya, untuk mewujudkan sebuah mimpi ternyata tidak cukup hanya dengan harapan kosong. Untuk mewujudkan mimpi kita perlu tangga. Kita sebuat saja itu tangga mimpi.

Calon orang besar dan hebat pastilah memiliki mimpi dalam hidupnya. Tanpa mimpi, apalah artinya hidup ini. Kita hidup hanya mengalir saja. Tidak ada gairah dan semangat untuk mengejarnya. Dengan adanya mimpi dalam diri kita, menjadikan hidup ini benar-benar nyala. Setiap hari, setiap bagun pagi, senantiasa tergerak untuk bersegera melakukan aktivitas-aktivitas demi sebuah mimpinya itu.

Seperti yang tersebut diawal, agar kelak kita bisa tersenyum binar, kita memerlukan apa yang disebut tangga mimpi. Artinya, jangan sampai kita membangun mimpi dengan awan kosong di langit tinggi. Membumbung, jauh diatas sana hingga kita tak pernah bisa menggapainya. Tangga mimpi adalah sebuah jalan. Jalan yang bisa mengantarkan kita pada cita-cita dan harapan kita selama ini. Kita mesti punya tangga mimpi itu, melewatinya secara bertahap, setahap demi setahap hingga kita mencapai puncak.

Seperti halnya sebuah tangga, ia mempunyai banyak anak tangga. Semakin tinggi puncak yang akan kita raih, biasanya memang kita memerlukan semakin banyak pula anak tangga yang perlu kita buat. Tangga yang pendek, hanya bisa menggapai puncak yang pendek. Tangga yang tinggi, akan sepadan untuk menggapai puncak yang tinggi. Begitulah hukum yang mesti kita jalankan. Melawan hukum dengan sengaja, hanya membuat kita sia-sia. Tak mau membuat tangga yang tinggi, maka jangan berharap menggapai puncak yang tinggi. Puncak yang indah itu.

Namun, tangga itu kadang bisa rusak. Jalan menempuh cita belum tentu semulus yang kita kira. Jika kita lupa dan abai pada tangga itu, bisa jadi kita akan tergelincir jatuh karena ada anak tangga kita yang lepas, karena tua atau sudah rapuh. Kita ingin meraih cita yang tinggi dan mewah tapi hanya dengan cara lama, ide usang. Jelas, amat susah untuk menggapainya. Bahkan, kita mungkin hanya bisa tersenyum kecut menyaksikan orang lain yang telah merebut diam-diam impian kita.

Tangga mimpi। Inilah yang harus kita miliki untuk meraih cita dan harapan. Dengan tangga inilah kita benar-benar berusaha mewujudkannya, bukan dengan pikiran hampa, tangan kosong dan seribu alasan kemalasan. Jangan pernah sekalipun membangun cita dan harapan tanpa tangga mimpi, karena hanya akan memberikan kekecewaan pada akhirnya. Tangga mimpi, adalah jalan menuju puncak. Puncak keindahan, senyuman sekaligus kebahagiaan. Sekarang, sampai sejauh manakah engkau lewati tangga mimpi itu?.
Taken from:www.penulislepas.com

Rabu, 02 Juli 2008

>>
Mengapa Allah Tidak Mengabulkan Doa Kita???
<<

Ibrahim bin Adham ditanya tentang firman Allah Ta'ala,
"Berdoalah kepada Ku niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian " (Qs.Ghafir:60)
Mereka mengatakan, "Kami telah berdoa kepada Nya, namun belum juga dikabulkan." Lalu beliau menjawab, "Karena hati mu telah mati dengan sebab 10 perkara yaitu :
  1. Kamu telah mengenal Allah, tetapi kamu tidak mau menunaikan hak-hakNya
  2. Kamu telah membaca kitab Allah, tetapi kamu tidak mengamalkannya
  3. Kamu mengatakann bermusuhan dengan setan, tetapi kenyataannya kamu setia dengan nya.
  4. Kamu mengaku cinta Rosulullah, tetapi kamu meninggalkan sunnah-sunnahnya
  5. Kamu mengaku cinta surga, namun kamu tidak melakukan amalan-amalan ahli surga
  6. Kamu mengaku takut neraka, tetapi kamu tidak mau meninggalkan perbuatan dosa
  7. Kamu mengatakan bahwa kematian itu adalah benar adanya, tetapi kamu tidak bersiap-siap untuk kematian itu
  8. Kamu sibuk mencari aib orang lain, sedang aib mu sendiri tidak kamu perhatikan
  9. Kamu telah makan dari rizki-Nya, namun kamu tidak pernah bersyukur kepada-nya
  10. Kamu sering mengubur orang mati, tetapi kamu tidak pernah mengambil pelajaran dari nya."

Koreksi Nama Bulan

Di postingan sebelumnya, saya pernah tulis begini:

Pertama yang ingin saya tulis di postingan ini adalah sebuah koreksi:

dari kata:

jumadilawal_pakarfisika1

JUMADIL AWAL = SALAH

menjadi

jumadal Ula_pakarfisika1 = JUMADAL ‘ULA = BENAR

Hampir di setiap Kalender (umumnya) menggunakan kata ini asal, karena tidak tahu asal-usulnya. Secara khusus koreksi ini akan saya tulis tersendiri dengan ulasan versi lughoh arabiyyah.

Nah, tidak hanya kita yang orang Indonesia dan bahasa Arab bukan bahasa Ibu kita. Namun di negara yang dekat dan ke-arab-arab - an pun masih ada yang salah.

Penjelasannya begini:

Di dalam bahasa Arab, ada sestau yang tidak dimiliki bahasa lain (sejauh pengetahuan saya), yakni bahasa Arab memiliki jenis kelamin. Maksudnya, kata kerja makan, bagi bahasa Indonesia ya tetap makan, walau yang melakukan orangnya berbeda jenis kelaminnya.

Bapak makan nasi dan Ibu makan nasi.

Hal ini tidak bisa kalau bahasa Arab yang digunakan,

Bapak makan nasi = akala abun ruzzan

Ibu makan nasi = akalat ummun ruzzan

akala <> akalat, dst, masih banyak contohnya, yang pada intinya di dalam bahasa Arab ada pembedaan jenis kelamin yang dalam istilah bahasa dikenal sebagai Mudzakar dan Mu’anas.

Kaitannya dengan nama bulan, khususnya bulan ini yakni Jumadil Awal (kata orang awam), yang benar adalah

Jumadal ‘Ula = BUKAN Jumadil Awal atau Jumadal Awal.

karena kata ‘Jumada’ adalah kata dengan jenis Mu’anas kategori Lafdzi. Kata lain yang sejenis dengan Jumada antara lain= HASANAA, ZARQOO, KHODLROO, dll. Mu’anas memiliki banyak kategori yakni: Majazi, Lafdzi, Hukmiy, Hakiki, dan Ta’wiliy.

Kata Awal = jenisnya Mudzakar, maka tidak mungkin digabung dengan Jumada yang Mu’anas.

Kesimpulan:

Kata BENAR

jumadal Ula_pakarfisika1 = JUMADAL ‘ULA

dan

jumadal akhiroh_pakarfisika1 = JUMADAL Akhiroh

atau

jumadal tsaniyah_pakarfisika1 = JUMADAL TSANIYAH

Kata SALAH

jumadilawal_pakarfisika1

= JUMADAL AWAL atau JUMADIL AWAL.

Minggu, 29 Juni 2008

DR TAZKIA PERDANA

Litbang Tazkia melakukan gebrakan baru dengan menyelenggarakan diskusi rutin perdana tazkia di tempat terbuka atau tepatnya di depan patung putih gedung 2(Seni Rupa). Acara yang menjadi agenda rutin 3bulanan litbang tazkia itu berhasil dilaksanakan pada hari jum'at,27 Juni 2008. Walaupun sedikit molor karena satu dan lain hal namun acara tersebut mampu menyedot masa luar biasa banyaknya yaitu 13 orang,12 orang anak tazkia sendiri dan 1 orang mahasiswi nontazkia^_^
Pada DR Perdanannya kali ini, litbang mengundang Akh Junaidul Fitriyono (x-Ketum SKI FSSR) sebagai pembicara. Tema diskusi yang diangkat adalah "Pengaruh Media Massa Terhadap Pencitraan Publik" sedangkan judulnya adalah "Pengemasan Fenomena FPI dari Sudut Pandang Media Massa". Fenomena FPI yang masih hangat ditelinga kita membuat bahasan diskusi ini menarik untuk diperbincangkan. Maraknya pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik mengenai kiprah FPI dalam memerangi kemaksiatan, mampu menciptakan suatu image FPI tersendiri bagi pendengar dan pembaca. Dalam diskusi ini kita bukan diarahkan untuk menolak maupun memihak FPI tapi sejauh mana kita bisa mengolah informasi tentang FPI dari berbagai sudut pandang. Dengan menilik dari berbagai sudut pandang maka kita akan bisa menyimpulkan sendiri opini kita tentang FPI. Dalam kasus seperti ini media memang berperan penting dalam pembentukan image di benak publik. Nah, apa saja sich kriteria-kriteria yang sebaiknya ada pada suatu media? Berikut ini beberapa kriteria pada media yang disampaikan o/ pembicara:menarik, mampu memblow-up, up to date, persuasif dan kontroversial.Pembicara sendiri juga menyampaikan pendapat nya sendiri mengenai FPI. Menurut kacamata beliau, tindakan FPI dalam memerangi kemaksiatan memang benar namun ada cara yang lebih baik ketimbang kekerasan fisik. Cara yang lebih halus sebenarnya bisa dilakuakan. Diskusi yang berjalan santai ini memang sedikit terganggu dengan adanya orang yang wara wiri,sengatan matahari (bwt yg akhwat) dan selentingan suara-suara yang memecah konsentrasi (tapi kita tetep ndengerin lho akh jun). Disamping suasana yang tidak mengenakkan tersebut para peserta diskusi pun disegarkan tenggorokannya dengan candies yang disiapkan oleh litbang...enak khaaaan. Diskusi pun berakhir bersamaan dengan berkumandangnya adzan ashar.Terakhir, Pembicara punya pesan untuk anak-anak tazkia: MENULISLAH....

>>
AKU BUKANLAH AKU
<<

Aku bukanlah salah satu bintang di langit
Tapi aku juga bukan pula debu jalanan
Aku mungkin tak tahu siapa aku?
Aku yang seperti apa?Aku yang bagaimana?

Semut pun menertawakanku saat ku jatuh
Kusadar, aku memang kerap jatuh
Tapi mengapa temanku mampu berdiri tegak?
Adakah beda aku dengan mereka?

Kurenungi kembali di dasar hatiku tentang diriku
Pasrah jatuh...ini bukanlah aku!
Aku bukanlah aku yang cepat menyerah
Aku bukanlah aku yang cepat berputus asa

Kegagalan membukakan mataku tentang kelemahanku
Kegagalan menguatkan tekadku meraih kemenangan
Musuh terbesar dalam hidupku adalah aku sendiri
Melawan aku yang bukanlah aku

Sabtu, 28 Juni 2008

The Miracle Of Shodaqoh

Asslm Wr Wb_
Hayo...siapa diantara kalian yang ga ngikutin tabligh akbar ust.Yusuf Mansyur kemarin???pasti nyesel dech ga ikutan. Tapi ni akan ana sampein sedikit tausyiah beliau tentang shodaqoh...dengerin yach eh baca ding_
Percaya ga kalo buah singkong itu bisa di tanam???menghasilkan pohon duit lagi....
percaya ga percaya simak cerita di bawah ini!
Alkisah....
Dulu pada tahun 80 ada seorang penjual singkong yang tiap harinya mangkal dipojok jalan suatu desa. Pada suatu hari ada anak kecil yang berusia 8th mendekati bapak penjual singkong tersebut. Dalam jarak 1 meter dari gerobak, sang anak kecil ini melakukan hal yang unik. Dia mengangkat kaki kanannya serta menggigit tangan kanannya sambil memandangi singkong goreng yang dijual si bapak tadi. Sang bapakpun ga "Nggagas" anak kecil tersebut sama sekali. Sampai hari ketiga anak kecil itu melakukan hal yang sama dan bapak penjual itupun tidak memberikan apa-apa ke anak kecil itu. Dan pada hari ketiga itu pula ada seseorang yang menasehati si bapak penjual singkong tadi untuk memberikan sesuatu kepada anak kecil yang selama tiga hari memandangi singkong gorengnya.Akhirnya pada hari ke-4, sang bapak pun berpikir untuk memberikan sesuatu kpd anak kecil tadi. Dia memutuskan untuk memberikan buntut singkong yang biasa dibuangnya kepada anak kecil tadi. Dia goreng buntut singkong itu dan dibawanya saat bekerja. Ternyta benar dugaan sang bapak bahwa anak itu akan kembli. Saat anak itu mulai mengangkat kakinya, sang bapakpun memberikan buntut singkong yg sudah digorengnya tadi. Sang anak kecil pun merasa senang dan langsung pergi saja...Selana 4 hari sang bapak pun memberi anak kecil tersebut bunut singkong goreng. Taoi setelah hari itu, anak kecil itu tdk kembali mendatangi si bapak itu...
Cerita seolah-olah terputus sampai situ tapi ternyata bersambung setelah 24 th saat anak kecil itu berusia 32 tahun...
Sang anak kecil yang sekarang telah menjadi pengusaha sukses itu tiba-tiba teringat oleh bapak penjual singkong goreng yang memberinya buntut singkong goreng. Dan sia memutuskan untuk mencari bapak itu. Mulailah dia menelusuri pojok jalan desa tempat tinggalnya dulu dan ternyta bapak itupun masih berjualn singkong goreng diusianya yg sdh senja. Didekatinya bapak tua itu dan tahukah kalian apa yang diucapkan pemuda tadi? sang pemuda tadi berkata,"Pak,saya mo beli buntut singkong goreng". Sang bapakpun menjawb,"lho mas kok beli sesuatu yg tidak ada, mbok beli songkong goreng, ubi goreng ato pisang gorengnya saja". sang pemuda pun tersenyum."Bapak masih ingat saya,"tanyanya. Sang bapakpun mulai mengingat-ingat memorinya dulu tapi ternyata dia belum ingat jg. akhirnya sang pemuda tadi mempraktekkan gerakan yg dilakukannya semasa kecil utk minta singkong goreng. Dia bergeser sejauh 1 meter dan mulai mengangkat kaki kanan kmdn menggigit telunjuk jari kanannya. sang bapak pun ingat kalo pemuda itu adalah ank kecil yang diberiya buntut singkong goreng. Sang bapak pun tersenyum penuh haru...."Tahu ga pak, saya dulu sgt senang lho dikasih buntut singkong sama bapak, waktun itu saya baru kehilangan bapak saya dan 4 hari setelah itu saya pindah rumah dengan ibu saya,"ujarnya.
Dan tanpa disangka-sangka....sang pemuda berkata kepada bapak tua itu...
"Pak,minggu depan saya akan berangkat umrah dan saya mau mengajak bapak menunaikan ibadah umrah bersama,"katanya. Sang bapakpun gembira dan terharu mendengar ajakan sang pemuda tadi..

Ibroh:
Tahukah kalian bahwa biaya min untk umrah adlh 12,8 juta. Dan swaktu anak itu kecil dia diberi 4 potong buntut singkong. Satu buntut singkong sama dengan seperlima bag singkong dan harganya tiap potg adlh Rp5. Jadi bapak itu telah bershodaqoh pd anak kecil itu 4xRp5=Rp20. Jika dihitung scr seksama: 4xRp5x30x12x24x700=Rp128 juta. 12,8 Juta yang diberikan Allah kpd bapak tua itu merupkn 10% dari apa yang akan dijanjikan oleh Allah bahwa apa yang kamu sedekahkan akan kembali kepadamu 100%. Pengkalian 700 merupakan janji Allah juga dalam surat alBaqarah:261. Maka nikmat Allah manakah yang kamu dustakan?????
Mari BERSHODAQOH<<<<<<<<<<<<<<< ^_^
Wasslm wr wb

Senin, 16 Juni 2008

MY OPINION

STOP JAMU KIMIA, CINTAI JAMU TRADISONAL


Jamu yang seyogyanya merupakan ramuan tradisional yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan alami, kini dalam pengolahannya ada yang dicampur dengan bahan-bahan kimia (sintetis) bahkan obat keras. Sebagai negara agrais, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati nomor 2 di dunia setelah Brasil. Dengan kekayaan lebih dari 40.000 jenis tanaman dimana 2.000 diantaranya terbukti memiliki khasiat untuk kesehatan, produk ramuan tradisional (jamu) Indonesia berpotensi digunakan sebagai produk pengobatan masyarakat dunia. Tapi, mengapa dengan kekayaan yang begitu melimpah ruwah masih ada saja produsen jamu yang menggunakan bahan-bahan kimia?
Menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), jamu haruslah berbahan tumbuh-tumbuhan alami, tanpa dicampur dengan zat-zat sintetis atau kimia. Namun secara kreatif beberapa pengusaha atau perajin jamu mencampurnya dengan bahan kimia obat. Obat kimia digerus halus kemudian dicampur dengan bahan-bahan jamu tradisional. Mengkonsumsinya sama saja mengkonsumsi obat tanpa dosis dan takaran. Hal inilah yang menyebabkan khasiatnya langsung terasa. Misalnya saja ketika menderita sakit demam meminum jamu kimia yang mengandung parasetamol atau saat kecapekan mengkonsumsi jamu kimia yang dicampur steroid, rasa letih langsung lenyap. Berbeda dengan jamu yang benar-benar jamu artinya jamu yang berbahan tumbuh-tumbuhan alami tanpa campuran zat sintetis atau kimia dampaknya tidak seketika atau baru terasa setelah mengkonsumsi beberapa kali. Tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini masyarakat atau konsumen nampaknya lebih memilih jamu kimia ketimbang jamu tradisional. Penyebabnya tak lain adalah cara penyajian yang instan dan instan pula dalam menyembuhkan rasa sakit atau sering disebut cespleng. Selain itu, banyak diantara konsumen yang belum mengetahui dampak negatif bagi kesehatan mereka dan rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat mereka tak peduli terhadap keberadaan jamu kimia meski dibalik itu memiliki efek negatif.
Jamu kimia memang khasiatnya langsung terasa (cespleng) namun banyak orang yang belum tahu bahwa dalam jangka waktu panjang jamu kimia berpotensi menyebabkan berbagai penyakit yang menyerang organ vital seperti ginjal, hati dan jantung. Penambahan bahan kimia obat dalam produk jamu tradisional tidak dilakukan sesuai dosis terapi bahkan kebanyakan bahan kimia yang menjadi campuran adalah yang telah kadaluwarsa, inilah yang bisa menyebabkan kerusakan organ-organ dalam manusia dan apabila terus menerus mengkonsumsinya dapat menyebabkan kematian. Biasanya, orang-orang yang sering mengkonsumsi jamu kimia tercermin dari tampilan fisiknya seperti wajah membengkak dan bulat (moonface). Barangkali para pengusaha atau perajin jamu kimia mengetahui dampak-dampak negatif tersebut, tetapi pertimbangan ekonomi yakni keuntungan yang besar dan menggiurkan mengalahkan akal sehat serta sisi-sisi kemanusiaannya.
Saat ini, peredaran jamu kimia memang bak jamur di musim penghujan. Peredarannya merajalela diseluruh pelosok tanah air bahkan sudah merambah sampai negara-negara kawasan Asia Tenggara. BPOM yang bertanggungjawab dalam pengawasan dan peredaran obat dan makanan di Indonesia nampaknya kedodoran dan kewalahan dalam menangani masalah peredaran jamu kimia ini. Walaupun mereka sebenarnya telah melakukan hal yang positif dengan menarik dan melarang peredaran 54 item produk obat tradisional (jamu) yang berdasarkan pengujian laboratorium terbukti mengandung bahan kimia obat keras (BKO) yang sangat berbahaya bagi tubuh. Diantara jamu-jamu yang ditarik itu ada jamu pegal linu, pelangsing sampai jamu perkasa. Obat-obat tradisional itu mengandung bahan kimia obat keras seperti sibutramin hidroklorida, sidenafil sitrat, sproheptadin, fenil butason, asam mefenamat, prednison, metampiron, teofilin dan parasetamol. Menurut ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPPKI), Marius Widjadjarta,” Penarikan dan pemusnahan jamu kimia sangat positif namun langkah itu masih sebatas popularitas semata karena tidak diikuti dengan pengawasan yang maksimal. Persoalan mendasar sampai sekarang tidak pernah ada transparansi pengawasan dan evaluasi distribusi obat dan makanan yang beredar selain itu, struktur pengawasannya juga kacau. Lemahnya kontrol terjadi karena fungsi pengawasan dan registrasi selama ini dirangkap oleh badan POM. Supaya kerja badan POM efektif maka pengawasan dan registrasi harus dipisah pada instansi tersendiri agar hak konsumen untuk memperoleh informasi yang jelas, benar dan jujur serta hak untuk mendapatkan keamanan dan keselamatan terjamin. Tidak mungkin satu badan mempunyai fungsi yang bersamaan sebagai pemberi registrasi, pengawasan, sekaligus mencabut produk.”
Kegiatan membuat jamu kimia sudah selayaknya ditindak tegas karena hal itu termasuk pembohongan publik karena berdasarkan uji BPOM, komposisi bahan baku yang tertera di kemasan tidak sesuai dengan isinya. Bagi produsen jamu kimia yang tertangkap layak di hukum seberatnya-beratnya agar menimbulkan efek jera sehingga tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Kegiatan memproduksi dan atau mengedarkan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat merupakan pelanggaran UU no 32 tahun 1992 tentang kesehatan dan diancam dengan hukuman pidana penjara paling lama lima tahun serta denda paling banyak 100 juta. Aktivitas tersebut juga merupakan pelanggaran UU no 8 tentang perlindungan konsumen dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak 2 milyar. Namun saat ini penegakan hukum tersebut belum berjalan sepenuhnya karena belum adanya campur tangan dari pihak kepolisian dan kejaksaan. Jika BPOM mampu menjalin kerja sama yang baik dengan pihak kepolisian dan kejaksaan dalam penanganan kasus ini, maka peredaran jamu kimia mungkin bisa terberantas sampai keakar-akarnya.
Selain membahayakan kesehatan konsumen ternyata jamu kimia juga mengancam kelangsungan hidup pengusaha jamu tradisional. Jamu tradisional yang notabane adalah budaya dari nenek moyang bisa tergilas begitu cepat dengan adanya jamu-jamu kimia tersebut. Keresahan ini juga dirasakan oleh salah seorang penjual jamu tradisional yang bernama Suparmi. ”Saya cukup resah dengan adanya jamu-jamu kimia tapi saya sama sekali tidak tertarik untuk beralih menjadi penjual jamu kimia. Saya tetap mau meracik jamu tradisional sendiri dengan bahan-bahan yang pastinya 100% alami meskipun prosesnya rumit dan melelahkan karena saya tidak mau membuat pelanggan saya kecewa. Bahan-bahan jamu mudah didapat kok, jadi kenapa mesti pakai yang kimia, itu sama saja meracuni orang,”tegasnya. Penuturan dari penjual jamu tradisional tersebut memang patut dicontoh oleh para penjual jamu kimia, jangan hanya karena uang bisa menghalalkan berbagai cara.
Dengan kerjasama yang baik dari berbagai pihak baik Departemen Kesehatan, BPOM, Departemen Perdagangan maupun Aparat Penegak Hukum dalam melakukan pegawasan dan pembinaan secara optimal kepada industri jamu dan masyarakat luas tentunya jamu kimia tidak akan beredar lagi di tengah masyarakat. Apalagi jamu impor juga sedang menyerbu pasar Indonesia sehingga pemeriksaan mutu dan keamanan yang ketat sangat diperlukan guna melindungi konsumen dan pertumbuhan industri jamu dalam negeri.

Minggu, 18 Mei 2008

KABAR DARI SANG JURNALIS

TELAT MENYEBERANG, NYAWA SEORANG NENEK MELAYANG

Seorang pedagang pasar bernama mbah Karyo tewas seketika setelah tertabrak bis Sumber Kencono pada hari Rabu dini hari, 23 April 2008 di jalan Raya Solo-Sragen km 15 karena telat menyeberang.

Kejadian mengenaskan tertabraknya seorang pedagang pasar di jalan raya yang letaknya 10 meter dari pasar Kebakkramat itu tak banyak orang yang menyaksikan sebab terjadi pada dini hari seusai Shubuh. Menurut keterangan para saksi,” Mbah Karyo memang sudah berusia lanjut sehingga jalannya paling lambat diantara penyeberang lain. Para penyeberang lain sudah memperingatkan mbah Karyo untuk lebih mempercepat langkahnya dalam menyeberangi jalan utama yang menghubungkan Solo dan Sragen itu. Namun, mbah Karyo malah menyuruh penyeberang lain mendahuluinya.”

”Mbah Karyo sudah sampai tepi jalan tapi bakul yang digendong dipunggungnya ternyata masih masuk wilayah badan jalan dan tak disangka-sangka dari arah selatan bis berkecepatan tinggi meluncur dengan cepatnya menghantam bakul yang digendong mbah Karyo sehingga beliau terlempar sejauh 10 meter yang menyebabkannya tewas seketika”lanjutnya.

Setelah kejadian itu orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian mendatangi tubuh mbah Karyo yang sudah tidak bernyawa dan melarikannya ke rumah sakit Indo Sehat yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian untuk membersihkan darah yang terus mengucur dari kepalanya yang hancur. Sedangkan sopir bus yang menabrak mbah Karyo menyerahkan diri ke Pos Polisi di Nglarangan, Kebakkramat.

PULUHAN MAHASISWA DI SOLO DEMO TOLAK KENAIKAN BBM

Beberapa kelompok mahasiswa di kota Solo berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM, Rabu (7/5) pukul 13.00 di Bundaran Gladak, Solo.

Kelompok mahasiswa yang berasal dari Forum Bersama (FORBES) BEM se-UNS, KAMMI, HMI dan BEM Politama melakukan unjuk rasa yang diiringi dengan aksi pengumpulan tanda tangan dari masyarakat yang menolak rencana kenaikan harga BBM awal Juni nanti.

Menurut penuturan salah seorang peserta aksi yang tergabung dalam KAMMI, Erwin,” Kenaikan harga BBM hanyalah akan berdampak pada rakyat kecil. KAMMI adalah tangan rakyat yang siap memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. Dulu presiden SBY pernah berjanji tidak akan menaikkan harga BBM sehingga jika SBY benar-benar menaikkan harga BBM awal Juni nanti maka SBY layak turun jabatan.”

“Seharusnya SBY memikirkan opsi lain yang bisa dipilih ketimbang menaikkan harga BBM. Opsi lain itu adalah efisiensi APBN dan pengefektifan kepemilikan kendaraan bermotor. Lebih baik pemerintah menaikkan pajak kepemilikan barang-barang mewah seperti mobil yang banyak dipakai orang-orang kaya sehingga APBN bisa terselamatkan meskipun harga BBM tidak naik. Kalaupun harga BBM naik, biaya pendidikan haruslah terjangkau khususnya untuk rakyat kalangan menengah kebawah,”lanjutnya.

Aksi penolakan harga BBM yang berlangsung secara damai itu berakhir tepat saat berkumandangnya adzan ashar.


Penari Jaran Gedrug Meriahkan Peringatan HARDIKNAS 2008 Di Kabupaten Karanganyar

Ada saja cara unik untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional contohnya di kabupaten Karanganyar. Sedikitnya 21.490 peserta memeriahkan festival Jaran Gedrug menyambut HARDIKNAS, 2 Mei 2008 di Kabupaten Karanganyar. Festival ini diselenggarakan mulai pukul 08.30 WIB, di empat lokasi berbeda yaitu di alun-alun Karanganyar, Stadion 45, Lapangan Papahan dan Lapangan Tegalasri Jaten.
Festival jaran gedruk itu dilaksanakan setelah upacara bendera yang berpusat di alun-alun Karanganyar dengan inspektur upacara Bupati Karanganyar, Hj. Rina Iriani, S.Pd, M.Hum. Peserta kegiatan tersebut meliputi pelajar dari tingkat taman kanak-kanak (TK), SD, SMP hingga SMA. Selain itu, festival tersebut juga diikuti peserta dari kalangan masyarakat, sanggar seni, Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan kelompok-kelompok belajar masyarakat.
Menurut keterangan salah seorang pelatih tari jaran gedruk dari SMP N 2 Karanganyar, Warsini, S.Pd, ” Penyelenggaraan festival ini selain untuk memperingati HARDIKNAS 2008 juga untuk memecahkan rekor MURI. Tari kreasi baru ini rencananya juga dicanangkan menjadi tari khas kabupaten Karanganyar. Tari jaran gedrug ini berbeda dengan tari jaran lainnya yang lebih memfokuskan pada gerakan kaki.
Tarian ini juga memiliki filosofi tersendiri yaitu menggambarkan prajurit Raden Mas Said yang sedang melepas kejenuhan sehabis perang mengusir penjajah. Mereka menunggang kuda, bercanda dan bersuka cita sesekali gedrukan kaki dan egolan serta ringik kuda menjadi pusat perhatian yang seakan menggetarkan bumi lereng lawu di timur Surakarta. Selain itu, tarian yang terdiri dari tiga sekaran (gerakan) yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan ini dalam pelaksanaanya diiringi dengan nyanyian atau pelog Jaranan Gedruk,” terangnya.

NOVEL CINTA LARIS MANIS SETELAH SUKSESNYA FILM AAC

Segala sesuatu yang berhubungan dengan cinta pastilah menarik perhatian setiap orang. Suksesnya film fenomenal AAC (Ayat-Ayat Cinta) ternyata berdampak positif pada para penjual novel cinta islami. Terbukti dengan antusiasme pengunjung pameran buku nasional ”SOLO BOOK FAIR 2008” untuk membeli novel-novel cinta islami seperti Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Syahadah Cinta bahkan Novel Ayat-Ayat Cinta pun masih diserbu para pembeli. Pameran buku yang diselenggarakan di Diamond Hotel itu dimulai sejak tanggal 8-13 Mei 2008 pukul 09.00-21.00.

”Setiap harinya saya sampai tidak bisa menghitung berapa banyak novel yang terjual karena saking banyaknya yang membeli novel-novel cinta islami. Pembeli novel tersebut umumnya dari kalangan muda. Peningkatan pembelian novel tersebut memang disebabkan salah satu faktor yaitu suksesnya film Ayat-Ayat Cinta. Selain novel cinta islami, novel-novel lain juga ada yang digandrungi seperti Laskar Pelangi, Sang pemimpi, Edensor. Mungkin karena novel-novel tersebut akan dilayarlebarkan,” ujar pemilik stand Pustaka Robbani, Lia.

Tidak hanya di stand Pustaka Robbani saja yang tampak pemandangan seperti ini, di stand-stand lain yang menjual novel-novel cinta islami pasti ramai dipenuhi pengunjung. Pameran buku yang diselenggarakan selama enam hari itu bertambah semarak dengan adanya Talk Show yang menghadirkan bintang tamu Sakti Sheila On-7 dan tentunya selalu ada lantunan lagu-lagu cinta yang memanjakan telinga pengunjung ketika memasuki ruang pameran.

Jumat, 16 Mei 2008

Istri-istri Rasululloh SAW


Berikut ini nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.

Minggu, 30 Maret 2008

Baca Aja Dech

Dasar-Dasar Jurnalistik

Pedagang Kali Lima

Sore itu di sebuah halaman parkir bus kawasan wisata Goa Akbar, Tuban, Jawa Timur, saya melihat ada seorang pedagang berbagai makanan khas Jawa Timur seperti wingko babat dan keripik ikan, yang terlihat sedang menawarkan barang dagangannya kepada setiap orang yang melewatinya. Lelaki paruh baya itu memiliki perawakan yang pendek, kulit sawo matang dan memiliki kumis yang tebal. Penampilannya pun sangat sederhana dengan memakai kaos oblong, celana panjang, sandal jepit dan dilengkapi dengan topi yang tampak lusuh. Yang tampak jelas saya amati, pedagang itu membawa barang dagangannya dengan menggunakan gerobak dorong yang dia parkirkan tepat di pojok sebelah utara dari kawasan parkir bus tersebut.
Kepada setiap orang yang lewat dia mengatakan,” Monggo buk wonten wingko babat, keripik, dodol, mirah mawon buk, mang milih, njenengan ngersakke nopo?”Wingko babat tigang bungkus sedoso mawon, enggal buk saget ngraoske.” Dari ucapan pedagang tersebut, dia memperbolehkan calon pembeli untuk mencicipi barang dagangannya sebelum dibeli. Selain ucapan dari pedagang tersebut saya juga mendengar suara-suara lain yang meramaikan halaman pakir tersebut antara lain suara tukang-tukang becak yang menawari setiap orang untuk menaiki becaknya, kemudian suara pedagang-pedagang lain yang tawar menawar dengan pembeli dan suara mesin bus. Banyaknya orang yang memadati halaman parkir bus yang tampak kotor itu membuat suasana menjadi ramai dan bau asap rokok pun tercium sampai ke hidung saya. Selain itu halaman parkir yang luas itu juga menyediakan beberapa toilet yang tampak kotor dan tidak pernah dibersihkan.

Petani

Pada siang hari yang panasnya menyengat sampai ke kulit itu, saya melihat ada beberapa petani yang masih semangat bekerja di sawah yang letaknya di desa kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Persawahan yang membentang luas dan dikelilingi oleh pabrik Acidatama, pemukiman penduduk dan jalan desa itu letaknya tak jauh dari rumah saya. Pandangan saya tertuju pada seorang petani tua, pendek, kurus, kulit hitam yang hanya memakai kaos oblong, celana pendek dan caping. Petani tersebut tidak beralas kaki karena sedang membajak sawahnya dengan mesin pembajak sawah. Dengan mesin pembajak sawah petani itu membajak tanah di sawah yang telah selesai di panen itu dengan cara mengendalikan mesin pembajak ke seluruh area sawahnya secara bolak-balik.
Sambil membajak sawahnya, petani itu merokok dan berbincang-bincang dengan teman seprofesinya yang sedang membersihkan jerami sisa panen. Suara yang paling jelas terdengar di telinga saya adalah suara mesin pembajak sawah, selain itu banyak juga suara kicauan burung dan belalang yang menambah ketentraman area persawahan itu. Suara desiran angin yang menggoyangkan daun-daun pepohonan membuat suasana sejuk terasa. Petani yang membajak sawah yang tampak kotor dan becek itu belum beranjak dari sawahnya sampai adzan dhuhur berkumandang.

Penjaga Rel Kereta Api

Di rumah yang sempit namun berhalaman luas itu saya memberanikan diri untuk memasukinya dengan harapan semoga orang yang saya cari ada di rumah. Saat itu si empunya rumah ada di rumah semua, namun bapak yang saya cari ternyata sedang membuat genting di samping rumahnya. Saya meminta waktu beliau sebentar untuk saya wawancarai. Tanpa menolak, bapak itu pun mempersilahkan saya duduk di ruang tamu yang hanya berisi dua tempat duduk panjang. Saat itu, cucu-cucu beliau sedang berkumpul di depan tv dan itu sangat mengganggu saya. Akhirnya bapak tersebut menyuruh cucu-cucunya untuk bermain di luar. Bapak tersebut bernama Ngadiyo. Usia beliau sudah cukup tua yaitu 54 tahun. Pada hari ini dia sedang tidak jaga di rel kereta api. Bapak yang mempunyai dua orang anak yang telah bekerja itu masih memiliki semangat bekerja yang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Meskipun beliau hanya lulusan SD, beliau sudah bersyukur telah mampu menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA dan STM. Saat ini kedua anaknya telah bekerja sebagai buruh pabrik yang gajinya tak seberapa.
Sebelum menjadi penjaga rel kereta api, beliau hanya membuat genting. Dan setelah menikah, berulah beliau melamar sebagai penjaga rel kereta api. Sehari-hari beliau mengenakan seragam penjaga rel kereta api, peluit dan eblek(papan penanda) untuk bekerja. Usaha gentingnya di rumah pun dikerjakan oleh isterinya. Saat awal-awal bekerja ia dapat gaji sebulan hanya Rp 500.000,00 dan waktu dulu itu sudah cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun kalau dibandingkan saat ini mungkin tidak, seiring berjalannya waktu di akhir-akhir pekerjaannya barulah beliau memperoleh gaji yang lumayan besar yaitu Rp 1.500.000,00. Tak terasa sudah hampir 33 tahun beliau menjadi seorang penjaga rel kereta api, banyak suka duka yang dialami bapak tersebut. Beliau menikmati pekerjaan ini karena bermanfaat bagi orang lain dengan selalu memperingatkan orang yang hendak melewati rel bahwa ada kereta api yang hendak melintas. Namun disisi lain, bapak tersebut terkadang geram juga kalau ada beberapa orang yang tidak menaati peraturan dengan menerobos palang rel kereta api. Beliau harus bersikap tegas terhadap orang yang melanggar peratuan itu karena seringkali kecelakaan di rel kereta api membuatnya disalahkan banyak orang padahal itu kesalahan orang tersebut sendiri.
Di akhir masa pekerjaannya kira-kira satu tahun lagi beliau masih memiliki harapan supaya pihak tempatnya bekerja tetap memberinya uang pensiunan agar beliau bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan beliau juga berpesan agar pihak Departemen Perhubungan selalu memantau keadaan rel untuk menghindari adanya kecelakaan kereta api.

Pedagang Buah di Pasar

Sore itu kira-kira pukul 18.30 saya mendatangi rumah seorang pedagang buah di pasar yang letaknya tak jauh dari rumah saya. Saat itu beliau yang ingin saya wawancarai sedang menonton tv bersama keluarganya. Beliau pun memperbolehkan saya untuk mewawancarainya. Nama ibu tersebut Suharti. Beliau berumur 45 tahun dan hanya lulusan SD. Saat ini beliau mempunyai 5 orang putra yang masih membutuhkan banyak biaya untuk sekolah. Putra yang pertama kelas 1 SMA, yang kedua kelas 1 SMP, yang ketiga kelas 5 SD, yang keempat kelas 2 SD dan yang terakhir masih berumur empat tahun dan belum bersekolah. Sebelum menjadi pedagang buah di pasar beliau hanya membantu suaminya berjualan bakso di depan rumahnya namun penghasilannya pun dirasa sangat kurang untuk membiayai anak-anaknya nanti. Akhirnya atas dukungan adiknya beliau menjadi pedagang pasar pada tahun 1990 sampai sekarang.
Tiap pagi buta beliau telah bersiap-siap untuk berjualan di pasar namun sebelum itu beliau harus membeli buah dulu di Solo. Adiknya yang setia mengantarkan beliau ke Solo menggunakan mobil meringankan pekerjaan beliau. Tiap berdagang beliau hanya mengenakan pakaian seadanya dan membawa beberapa keranjang beserta buahnya. Di pasar, beliau mendapat tempat di bagian barat dan tiap harinya beliau harus membayar uang pasar sebesar Rp 1.000,00 Beliau biasanya berdagang buah sesuai musimnya. Menurut beliau pekerjaan yang dijalaninya saat ini lumayan membantu meringankan biaya hidup yang mesti ditanggungnya. Tiap harinya beliau mendapat untung kira-kira Rp 30.000,00 namun itu tidak pasti karena harga buah tidak stabil. Selama menjadi pedagang pasar beliau mengalami banyak suka duka. Seperti tuturnya, “Suka duka saya jadi pedagang buah itu cuma dua kok mbak, sukanya ya saat musim buah, harganya murah dan banyak pembeli jadi untungnya banyak tapi kalau saat tidak musim buah belum tentu dapat untung dalam sehari dan harga buah mahal.” Ibu itu tersenyum meski tampak guratan kelelahan di wajahnya. Beliau memiliki harapan agar beliau tetap diberi kesehatan sehingga tetap bisa bekerja dan mampu menyekolahkan anaknya sampai lulus sarjana.




Jumat, 07 Maret 2008

Yg mana kah anda??!!!!

Siapakah Anda?

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka
menyepelekan waktu solatnya seolah-olah
ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan
Nabi Sulaiman a.s

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis
adalah orang yang ditimpa musibah lalu
dia berkata "Inna lillahi wainna illaihi
rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabb,
Aku ridha
dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir
senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang
bersyukur dengan apa yang ada dan tidak
lupa akan kenikmatan dunia yang
sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak
puas dengan nikmat yang ada selalu
menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah
sampai usia pertengahan namun masih
berat untuk melakukan ibadat dan
amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang
yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang
paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling
luas adalah orang yang mati membawa
amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan
di perluaskan sejauh mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang
sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit
adalah orang yang mati tidak membawa
amal-amal kebaikkan lalu kuburnya
menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah
orang-orang yang menghuni syurga kelak
karena telah menggunakan akal sewaktu di
dunia untuk menghindari siksa neraka.

Siapakah org yg PELIT?
Orang yang pelit adalah orang yang
membiarkan pesan ini tetap di tempatnya
tanpa mau berusaha membagi dengan teman
sesama muslim